TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI
Jika melakukan perjalanan (jalan kaki menyusuri sungai, rawa, dan pantai) pada suatu saat kita akan dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan untuk menyeberang. Sebab itu seorang penjelajah harus mempunyai kemampuan untuk menyeberangi sungai dan rawa Teknik menyeberangi sungai dapat dikategorikan menjadi dua teknik yaitu: teknik penyeberangan sungai tanpa alat dan teknik penyeberangan sungai dengan alat. Teknik penyeberangan sungai tanpa alat
Di daerah pegunungan dapat terjadi perubahan yang sangat cepat pada keadaan air sungai. Air hujan dapat mengakibatkan sungai kecil seketika menjadi buas dan berbahaya, karena itu bila kita melihat cuaca yang buruk dan kemudian ragu-ragu untuk menyeberangi sungai maka penyeberangan itu sebaiknya ditunda sampai keadaan memungkinkan untuk di seberangi. Namun bila kita memutuskan untuk tetap melakukan penyeberangan sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut :
Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah keadaan tempat penyeberangan secermat mungkin sebelum memilih tempat menyeberang yang terbaik. Pada sungai yang bermuara ke danau, lebih mudah menyeberang dekat muaranya. Kira-kira 0,5 km dari muara biasanya sungai menjadi dalam, tapi arusnya menjadi tidak begitu deras. Setelah tempat teraman ditemukan lantas jangan pernah berpikir untuk mencoba kuatnya arus tanpa pengamanan dari pinggir sungai karena itu akan membahayakan dirimu sendiri. Pada saat menyeberang jangan membelakangi arus, karena arus dapat membengkokan lutut dan menjatuhkan sehingga kita terseret arus. Selain itu perhatikan pula setiap langkahmu, pastikan satu kaki telah menempati posisi tumpuan yang baik dan jangan berjalan dengan menyilangkan kaki. Pada sungai berarus agak deras dan dalam, jika menyeberang hendaknya berjalanlah dengan posisi badan serong mengikuti arus sungai dan akan sangat menolong bila pinggang membentuk sudut 45 derajat dengan arah arus. Jangan menyeberang dengan cara melompat dari batu yang satu ke batu yang lain, sebab perbuatan ini akan memperbesar kemungkinan tergelincir dan dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal. Selain itu tempatkanlah ransel setinggi - tingginya di punggung. Di arus yang deras, batu atau benda berat yang lain dapat ditambahkan kedalam ransel untuk mendapatkan kestabilan. Hal berikutnya adalah sebaiknya jangan melepas sepatu sekalipun menyeberangi sungai kecil dan berhati - hatilah dalam menyeberang apabila berada dalam kelompok yang tidak bisa berenang.
Teknik penyeberangan sungai dengan alat Teknik ini biasanya dipergunakan jika melibatkan banyak orang dalam kelompok yang melakukan perjalanan dan telah direncanakan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Ada dua macam teknik penyeberangan dengan alat yaitu: penyeberangan basah yaitu penyeberangan yang sebagian badan penyeberang tercelup disungai dan penyeberangan kering dimana seluruh bagian badan penyeberang ada diatas permukaan air.
Penyeberangan basah Penyeberangan basah dapat dilakukan dengan beberapa teknik yang salah satunya adalah renang survival. Dasar dari renang adalah kemampuan dan kelincahan kita bermain di air, dengan ditunjang oleh pengetahuan tentang sifat air. Dalam renang survival ini kita dapat menggunakan alat yang selalu kita bawa dalam suatu perjalanan atau penjelajahan seperti ponco atau jerigen dan botol air minum.
Ponco
Ponco yang kita kenal sebagai pelindung di waktu hujan, ternyata banyak sekali kegunaanya karena memang direncanakan untuk itu. Salah satu kegunaan ponco pada renang survival adalah sebagai alat pelampung yang dapat dibuat dengan cara mengisi ponco dengan rumput kering, alang-alang atau ranting, dibentuk seperti sebuah bantal kemudian diikat dengan tali. Usahakan mengikat tali serapi mungkin sehingga tidak ada celah yang dapat dimasuki air. Dengan bahan yang baik dan ikatan tali yang rapi akan menghasilkan pelampung yang baik dan tahan lama mengambang di air.
Pada penyeberangan dengan ponco di sungai berarus sedang, kita harus selalu mengusahakan agar posisi ponco tetap mengarah serong ke hilir, supaya kita dapat memanfaatkan arus sungai. Tetapi jangan sampai melepaskan atau menaiki pelampung ini, karena sifatnya hanya sebagai tumpuan sementara, jadi berat badan kita tidak sepenuhnya ditumpukan pada pelampung tersebut.
Jerigen dan botol air minum Seperti halnya pelampung dari ponco, maka kita juga dapat membuat pelampung dari beberapa buah jerigen dan botol yang biasanya sebagai tempat wadah air minum. Cara membuat pelampung dengan jerigen kecil tidak diikat menjadi satu melainkan di pisah menjadi dua. Jerigen yang satu dihubungkan dengan jerigen yang kedua menggunakan tali, yang gunanya untuk berpegangan sementara untuk jerigen besar (20 liter) dapat dibuat sejenis rakit kecil. Jerigen ini diatur telentang dan ujungnya diikat menjadi satu dengan yang lain.
Penyeberangan kering Penyeberangan kering dapat dilakukan dengan menggunakan rakit atau perahu dan menggunakan tali. Jika sungai yang akan diseberangi terlalu lebar, cara yang paling aman untuk menyeberangi sungai adalah menggunakan rakit atau perahu. Cara berikutnya adalah dengan menggunakan rentangan tali dimana cara ini digunakan jika sungai yang di seberangi terdapat pada celah sempit dan dalam. Walau cara ini jarang dipakai dalam suatu perjalanan ada baiknya untuk di pelajari.
Penyeberangan dengan satu rentangan tali Pada prinsipnya pemasangan dan simpul-simpul yang dipakai seperti biasa, dengan catatan tali itu tegang dan kuat. Cara menyeberang dapat dilakukan dengan merayap diatas tali atau menggantung pada tali, tali tubuh di hubungkan pada tali penyeberangan dengan menggunakan carabiner.
Penyeberangan dengan dua rentangan tali Dengan dua rentangan tali akan lebih mudahkan kita bergerak, karena kita bisa berjalan pada salah satu tali dan berpegangan pada tali lainnya. Posisi tali tidak terhimpit, tetapi letaknya berjarak sekitar satu meter, satu diatas dan satu dibawah sehingga memudahkan kita berjalan ditali. Seberangilah sungai dengan berhati-hati, meskipun menurut perkiraan bahwa sungai tersebut tidak membahayakan. Amati juga cuaca, ada kemungkinan anda harus menginap sambil menunggu air surut. Bagaimanapun juga safety tetap diutamakan, apabila belum mampu melakukan sendiri tehnik tersebut sebaiknya didampingi orang yang ahli
Rabu, 25 Maret 2009
Perlengkapan Berkemah
PERALATAN KEMAH
Mau berkemah ? Pahami dulu apa tujuan berkemah, apakah sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara kegiatan. Lalu apa saja yang harus dibawa ?
Dan perlengkapan tersebut adalah :
1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan dingin dan sholat, bagi yang beragama islam.
4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco.
5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras).
6. Pakaian cadangan; masukan dalam plastic.
7. Peralatan makan; piring, sendok, garpu, gelas/mug, tempat air.
8. Peralatan mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk.
9. Peralatan masak; misting, kompor spiritus, kompor paraffin.
10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat.
15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film agar aman.
17. Ponco; berguna untuk jas hujan, tenda darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak ada ponco, bawalah plastic tebal selebar taplak meja.
18. Obat-obatan pribadi.
Kalo kamu berkemah, ya tentu saja harus bawa tenda dan sebelum berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus atau sudah banyak dengan lubang/ robek. Berapa kebutuhan tali dan pasak serta tongkat/ bambo untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat, perlengkapan/ barang di cek, jangan ada yang teringgal.
Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi tujuan ikut menentukan barang apa saja yang harus dibawa, jadi sebaiknya disesuaikan, tidal semua barang harus dibawa, nanti malah dikira orang mau pindahan rumah ?
PERKEMAHAN
A. ADMINISTRASI
1. Akomodasi : setiap kontingen mendirikan tenda sesuai dengan kavling yang diundi pada saat pendaftaran ulang di lokasi;
2. Untuk menempati kavling, setiap kontingen mendaftarkan diri di lokasi perkemahan dan mendapatkan bukti Surat Penempatan Kavling (SPK) yang dikeluarkan oleh panitia perkemahan (Camat Perkemahan)
3. Kontingen yang akan meninggalkan area perkemahan sehubungan dengan berakhirnya acara Temu Karya, bertanggung jawab atas kebersihan kavling yang ditempatinya dengan bukti surat rekomendasi untuk meninggalkan perkemahan dan rekomendasi tersebut untuk syarat mengambil Piagam dan Lencana Temu Karya.
B. PENGATURAN
1. Struktur Perkemahan Semua peserta Temu Karya berada dalam satu kesatuan struktur perkemahan tertinggi, yaitu Kecamatan. Warga Kecamatan akan diatur sesuai dengan jenjang pemerintahan dengan tidak meninggalkan tata tertib kerhidupan 7 Prinsip Palang Merah yaitu :
a. Perkemahan Temu Karya Relawan merupakan satu kelurahan yaitu Kelurahan "Relawan PMI";
b. Kelurahan dibagi menjadi 2 RW, yaitu RW Henry Dunant dan RW Florence Nightingale;
c. RW Henry Dunant terdiri atas 4 RT, yaitu RT Kemanusiaan, RT Kesamaan, RT Kenetralan, dan RT Kemandirian;
d. RW Florence Nightingale terdiri atas 3 RT yaitu RT Kesukarelaan, RT Kesatuan, dan RT Kesemestaan;
e. Setiap RT merupakan perwujudan dari masing-masing kontingen
2. Aparat Perkemahan
a. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah;
b. Rukun Warga (RW) dipimpin oleh seorang Ketua RW;
c. Rukun Tetangga (RT) dipimpin oleh seorang Ketua RT
d. Penentuan aparat perkemahan menyesuaikan dengan Manajemen Penampungan;
e. Aparat perkemahan, sesuai jenjangnya bertanggung jawab kepada Menejer Perkemahani dan Panitia Seksi Perkemahan (Air, Sanitasi, Listrik, dll);
f. Aparat perkemahan akan mengikutsertakan peserta, sebagai bagian dari kegiatan per sahabatan (Kepemimpinan);
g. Aparat perkemahan di masing-masing tingkatan, dipilih dari peserta.
3. Kehidupan Sehari-Hari
a. Tata Cara Perkemahan
1) Seluruh tata cara perkemahan disesuaikan dengan acara kegiatan sehari-hari dan hanya dapat diubah oleh panitia;
2) Segala pemberitahuan dan pengumuman, baik untuk peserta maupun panitia pelaksana harus melalui pusat informasi yang dikoordinasikan oleh panitia yang membidangi;
3) Segala kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi peserta dilayani dan disampaikan melalui jalur perkemahan.
b. Kegiatan
1) Kegiatan perkemahan dimulai pk. 05.00 s.d. 22.30 WIB yang dinyatakan dengan bunyi sirine;
2) Sebelum pk.08.00 dan pk.17.00 WIB setiap warga perkemahan wajib melaksanakan kegiatan rutin dengan jadwal sbb :
a) 05.00 - 05.30 olahraga/senam pagi
b) 05.30 - 07.30 keperluan pribadi
c) 07.30 - 08.00 apel pagi
d) 17.00 - 17.30 apel sore
Kegiatan tersebut dilaksanakan di tingkat RW dan kegiatan selanjutnya dilaksanakan sesuai jadwal.
3) Untuk mengikuti kegiatan, peserta wajib menyerahkan kartu kegiatan kepada petugas yang berdsangkutan;
4) Setiap peserta berhak memperoleh tanda mengikuti kegiatan berupa paraf petugas dan cap/stempel pada kartu kegiatan, setelah mengikuti salah satu kegiatan pada saat itu juga. Hal ini merupakan penilaian keaktifan.
C. FASILITAS
1. Keamanan
a. Keamanan dalam perkemahan menjadi tanggung jawab warga perkemahan dan di bawah pimpinan aparat perkemahan;
b. Semua peserta wajib menjaga keamanan dan ketertiban di seluruh arena perkemahan;
c. Peserta dilarang membuat kekacauan dan kegaduhan dalam semua acara kegiatan selama Temu Karya berlangsung, baik di arena Temu Karya maupun di masyarakat;
d. Jam malam berlaku mulai 23.00-05.00 WIB. Diharapkan peserta menjaga keamanan dan ketenangan.
2. Kebersihan
a. Kebersihan dalam perkemahan, MCK, maupun area Temu Karya menjadi tanggung jawab setiap peserta secara keseluruhan dan akan masuk dalam kriteria penilaian kontingen favorrit;
b. Air dan MCK telah tersedia di area perkemahan;
c. Panitia akan melakukan penilaian terhadap kebersihan area perkemahan (lokasi kavling, MCK, dan lokasi perkemahan).
3. Sumber Penerangan
Lampu penerangan atau instalasi listrik yang dialirkan ke perkemahan dan tempat-tempat tertentu diatur sesuai dengan ketentuan.
4. Kesehatan
a. Setiap regu peserta wajib memiliki obat-obatan untuk Pertolongan Pertama dan obat-obatan khusus bagi anggotanya;
b. Peserta yang menderita sakit dan tidak dapat ditangani oleh kontingen, wajib melapor ke Poliklinik Temu Karya dengan sepengetahuan Lurah/Ketua RW/Ketua RT;
c. Apabila terdapat peserta yang harus dirujuk ke Rumah Sakit, maka panitia hanya membantu memfasilitasi, sedangkan administratif keuangan diselesaikan oleh kontingen ybs.
5. Konsumsi
a. Pelayanan konsumsi peserta (termasuk penggembira dan peninjau) dikelola oleh tim latgab Dapur Umum (DU);
b. Setiap hari terdapat kontingen yang tergabung dalam Tim Latgab DU dan menyediakan makan dan minum 3x sehari, pagi-siang-malam;
c. Peserta akan dipungut biaya sebesar R.20.000,00/orang/hari;
d. Biaya tersebut akan diserahkan oleh masing-masing kontingen kepada Panitia Daerah 1 (satu) minggu sebelum keberangkatan, selanjutnya dikelola oleh Tim Latgab DU.
6. Tempat Ibadah
a. Untuk beribadah, peserta dapat melakukannya di tempat yang telah tersedia atau di tenda masing-masing;
b. Peserta wajib menjaga dan memelihara kebersihan dan ketertiban di tempat ibadah dan sekitarnya;
c. Peserta wajib menghormati peserta lain yang sedang melakukan ibadah.
7. Tamu
a. Waktu berkunjung bagi tamu dilakukan pada pk.10.00-14.00 dan pk.17.30-19.00 WIB dengan membawaq surat pengantar dari sekretariat Panitia/Aparat Perkemahan dan mengenakan tanda pengenal tamu yang dipinjamkan oleh panitia;
b. Selain jam berkunjung tamu, peserta dilarang menerima tamu kecuali ada ijin khusus dari Panitia/Aparat Perkemahan.
8. Panggung Hiburan
a. Diadakan hiburan malam berupa pentas budaya (berbeda budaya satu gerakan);
b. Pentas budaya dilakukan oleh peserta Temu Karya dan atau pihak lain yang diundang mengisi acara.
9. Jual-Beli
a. Setiap kontingen dipersilakan untuk memamerkan/menjual barang-barang yang merupakan hasil karya Relawan/makanan/kerajinan dari daerah masing-masing dengan mempergunakan kavling masing-masing kontingen dan mempersiapkannya;
b. Peserta/kontingen lain yang ingin membeli barang-barang tersebut dipersilakan untuk saling mengunjungi antar kontingen;
c. Tidak diperkenankan untuk melakukan jual-beli/pemasaran barang-barang diarena perkemahan lain kecuali di tempat yang sudah ditentukan.
10. Alat Transportasi
a. Transportasi kontingen menjadi tanggung jawab masing-masing kontingen;
b. Transportasi untuk keperluan kegiatan Temu Karya disediakan oleh panitia.
D. LARANGAN DAN SANKSI
1. Larangan
a. Merusak kelestarian alam;
b. Merusak tanaman/pepohonan/gedung di perkemahan dan sekitarnya;
c. Mengganggu ketertiban dan keamanan di lokasi kegiatan maupun di btengah masyarakat
2. Pemberlakuan Sanksi
a. Sanksi diberlakukan kepada peserta yang dengan sengaja atau tidak sengaja melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh panitia;
b. Sanksi hanya dijatuhkan oleh Camat Perkemahan melalui sidang Aparat Perkemahan.
3. Sanksi pelanggaran berbentuk :
a. Peringatan lisan;
b. Pernyataan tertulis;
c. Tidak berhak menerima lencana/piagam;
d. Tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan selama Temu Karya berlangsung;
e. Dicabut haknya sebagai peserta.
E. REKREASI
1. Keterangan
a. Peserta diperbolehkan melakukan kegiatan rekreasi, setelah kegiatan Temu Karya selesai;
b. Kegiatan rekreasi diaturdan ditanggung sepenuhnya oleh masing-masing kontingen;
c. Panitia hanya menyediakan informasi wisata;
d. Waktu untuk rekreasi sebaiknya dilakukan setelah selesai acara penutupan.
2. Proses
a. Kontingen yang akan melakukan kegiatan rekreasi, melaporkan diri kepada Panitia, lengkap dengan daftar peserta yang akan melakukan kegiatan rekreasi, minimal 1 hari sebelum rencana kegiatan;
b. Kontingen yang akan melakukan kegiatan rekreasi harus tetap memakai atribut Temu Karya, minimal tanda pengenal selama berada di luar arena Temua Karya Nasional.
F. PERALATAN & PERLENGKAPAN
1. Peralatan Kegiatan & Pribadi
a. Membawa peralatan untuk mendirikan tenda (palu, tali tambang, dll);
b. Membawa seragam Relawan PMI (KSR-TSR);
c. Membawa pakaian olahraga;
d. Membawa perlengkapan pendukung untuk kebersihan tenda dan lokasi kemah (cangkul, linggis, dll)
e. Membawa obat-obatan pribadi;
f. Membawa peralatan untuk keperluan Temu-Karya-Persahabatan Pengembangan Kapasitas
2. Peralatan Karya & Bakti Sosial
Adalah peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan serangkaian kegiatan community awarness di bidang kesehatan, community awarness di bidang Penanggulangan Bencana (PB), baik yang sifatnya edukasi, sosialisasi, pemberdayaan ranting, pembinaan TSR di masyarakat, bakti sosial dll.
a. Setiap kontingen diwajibkan membawa 1 kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya serta penjelasan penggunaannya;
b. Setiap kontingen (untuk anggota TSR profesi dokter/perawat) diwajibkan membawa perlengkapan untuk sarana pemeriksaan kesehatan dasar di masyarakat;
c. Setiap kontingen diwajibkan membawa peralatan bakti yang akan ditentukan kemudian sesuai dengan kondisi lokal;
d. Setiap kontingen diwajibkan membawa buku tulis, buku pelajaran dan buku bacaan populer (komik atau bacaan pembelajaran) untuk disumbangkan ke sekolah/desa lokasi kegiatan;
e. Perlengkapan khusus yang terkait dengan latgab dan simulasi. Out Bond
PERALATAN KEMAH
Mau berkemah ? Pahami dulu apa tujuan berkemah, apakah sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara kegiatan. Lalu apa saja yang harus dibawa ?
Dan perlengkapan tersebut adalah :
1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan dingin dan sholat, bagi yang beragama islam.
4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco.
5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras).
6. Pakaian cadangan; masukan dalam plastic.
7. Peralatan makan; piring, sendok, garpu, gelas/mug, tempat air.
8. Peralatan mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk.
9. Peralatan masak; misting, kompor spiritus, kompor paraffin.
10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat.
15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film agar aman.
17. Ponco; berguna untuk jas hujan, tenda darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak ada ponco, bawalah plastic tebal selebar taplak meja.
18. Obat-obatan pribadi.
Kalo kamu berkemah, ya tentu saja harus bawa tenda dan sebelum berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus atau sudah banyak dengan lubang/ robek. Berapa kebutuhan tali dan pasak serta tongkat/ bambo untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat, perlengkapan/ barang di cek, jangan ada yang teringgal.
Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi tujuan ikut menentukan barang apa saja yang harus dibawa, jadi sebaiknya disesuaikan, tidal semua barang harus dibawa, nanti malah dikira orang mau pindahan rumah ?
PERKEMAHAN
A. ADMINISTRASI
1. Akomodasi : setiap kontingen mendirikan tenda sesuai dengan kavling yang diundi pada saat pendaftaran ulang di lokasi;
2. Untuk menempati kavling, setiap kontingen mendaftarkan diri di lokasi perkemahan dan mendapatkan bukti Surat Penempatan Kavling (SPK) yang dikeluarkan oleh panitia perkemahan (Camat Perkemahan)
3. Kontingen yang akan meninggalkan area perkemahan sehubungan dengan berakhirnya acara Temu Karya, bertanggung jawab atas kebersihan kavling yang ditempatinya dengan bukti surat rekomendasi untuk meninggalkan perkemahan dan rekomendasi tersebut untuk syarat mengambil Piagam dan Lencana Temu Karya.
B. PENGATURAN
1. Struktur Perkemahan Semua peserta Temu Karya berada dalam satu kesatuan struktur perkemahan tertinggi, yaitu Kecamatan. Warga Kecamatan akan diatur sesuai dengan jenjang pemerintahan dengan tidak meninggalkan tata tertib kerhidupan 7 Prinsip Palang Merah yaitu :
a. Perkemahan Temu Karya Relawan merupakan satu kelurahan yaitu Kelurahan "Relawan PMI";
b. Kelurahan dibagi menjadi 2 RW, yaitu RW Henry Dunant dan RW Florence Nightingale;
c. RW Henry Dunant terdiri atas 4 RT, yaitu RT Kemanusiaan, RT Kesamaan, RT Kenetralan, dan RT Kemandirian;
d. RW Florence Nightingale terdiri atas 3 RT yaitu RT Kesukarelaan, RT Kesatuan, dan RT Kesemestaan;
e. Setiap RT merupakan perwujudan dari masing-masing kontingen
2. Aparat Perkemahan
a. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah;
b. Rukun Warga (RW) dipimpin oleh seorang Ketua RW;
c. Rukun Tetangga (RT) dipimpin oleh seorang Ketua RT
d. Penentuan aparat perkemahan menyesuaikan dengan Manajemen Penampungan;
e. Aparat perkemahan, sesuai jenjangnya bertanggung jawab kepada Menejer Perkemahani dan Panitia Seksi Perkemahan (Air, Sanitasi, Listrik, dll);
f. Aparat perkemahan akan mengikutsertakan peserta, sebagai bagian dari kegiatan per sahabatan (Kepemimpinan);
g. Aparat perkemahan di masing-masing tingkatan, dipilih dari peserta.
3. Kehidupan Sehari-Hari
a. Tata Cara Perkemahan
1) Seluruh tata cara perkemahan disesuaikan dengan acara kegiatan sehari-hari dan hanya dapat diubah oleh panitia;
2) Segala pemberitahuan dan pengumuman, baik untuk peserta maupun panitia pelaksana harus melalui pusat informasi yang dikoordinasikan oleh panitia yang membidangi;
3) Segala kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi peserta dilayani dan disampaikan melalui jalur perkemahan.
b. Kegiatan
1) Kegiatan perkemahan dimulai pk. 05.00 s.d. 22.30 WIB yang dinyatakan dengan bunyi sirine;
2) Sebelum pk.08.00 dan pk.17.00 WIB setiap warga perkemahan wajib melaksanakan kegiatan rutin dengan jadwal sbb :
a) 05.00 - 05.30 olahraga/senam pagi
b) 05.30 - 07.30 keperluan pribadi
c) 07.30 - 08.00 apel pagi
d) 17.00 - 17.30 apel sore
Kegiatan tersebut dilaksanakan di tingkat RW dan kegiatan selanjutnya dilaksanakan sesuai jadwal.
3) Untuk mengikuti kegiatan, peserta wajib menyerahkan kartu kegiatan kepada petugas yang berdsangkutan;
4) Setiap peserta berhak memperoleh tanda mengikuti kegiatan berupa paraf petugas dan cap/stempel pada kartu kegiatan, setelah mengikuti salah satu kegiatan pada saat itu juga. Hal ini merupakan penilaian keaktifan.
C. FASILITAS
1. Keamanan
a. Keamanan dalam perkemahan menjadi tanggung jawab warga perkemahan dan di bawah pimpinan aparat perkemahan;
b. Semua peserta wajib menjaga keamanan dan ketertiban di seluruh arena perkemahan;
c. Peserta dilarang membuat kekacauan dan kegaduhan dalam semua acara kegiatan selama Temu Karya berlangsung, baik di arena Temu Karya maupun di masyarakat;
d. Jam malam berlaku mulai 23.00-05.00 WIB. Diharapkan peserta menjaga keamanan dan ketenangan.
2. Kebersihan
a. Kebersihan dalam perkemahan, MCK, maupun area Temu Karya menjadi tanggung jawab setiap peserta secara keseluruhan dan akan masuk dalam kriteria penilaian kontingen favorrit;
b. Air dan MCK telah tersedia di area perkemahan;
c. Panitia akan melakukan penilaian terhadap kebersihan area perkemahan (lokasi kavling, MCK, dan lokasi perkemahan).
3. Sumber Penerangan
Lampu penerangan atau instalasi listrik yang dialirkan ke perkemahan dan tempat-tempat tertentu diatur sesuai dengan ketentuan.
4. Kesehatan
a. Setiap regu peserta wajib memiliki obat-obatan untuk Pertolongan Pertama dan obat-obatan khusus bagi anggotanya;
b. Peserta yang menderita sakit dan tidak dapat ditangani oleh kontingen, wajib melapor ke Poliklinik Temu Karya dengan sepengetahuan Lurah/Ketua RW/Ketua RT;
c. Apabila terdapat peserta yang harus dirujuk ke Rumah Sakit, maka panitia hanya membantu memfasilitasi, sedangkan administratif keuangan diselesaikan oleh kontingen ybs.
5. Konsumsi
a. Pelayanan konsumsi peserta (termasuk penggembira dan peninjau) dikelola oleh tim latgab Dapur Umum (DU);
b. Setiap hari terdapat kontingen yang tergabung dalam Tim Latgab DU dan menyediakan makan dan minum 3x sehari, pagi-siang-malam;
c. Peserta akan dipungut biaya sebesar R.20.000,00/orang/hari;
d. Biaya tersebut akan diserahkan oleh masing-masing kontingen kepada Panitia Daerah 1 (satu) minggu sebelum keberangkatan, selanjutnya dikelola oleh Tim Latgab DU.
6. Tempat Ibadah
a. Untuk beribadah, peserta dapat melakukannya di tempat yang telah tersedia atau di tenda masing-masing;
b. Peserta wajib menjaga dan memelihara kebersihan dan ketertiban di tempat ibadah dan sekitarnya;
c. Peserta wajib menghormati peserta lain yang sedang melakukan ibadah.
7. Tamu
a. Waktu berkunjung bagi tamu dilakukan pada pk.10.00-14.00 dan pk.17.30-19.00 WIB dengan membawaq surat pengantar dari sekretariat Panitia/Aparat Perkemahan dan mengenakan tanda pengenal tamu yang dipinjamkan oleh panitia;
b. Selain jam berkunjung tamu, peserta dilarang menerima tamu kecuali ada ijin khusus dari Panitia/Aparat Perkemahan.
8. Panggung Hiburan
a. Diadakan hiburan malam berupa pentas budaya (berbeda budaya satu gerakan);
b. Pentas budaya dilakukan oleh peserta Temu Karya dan atau pihak lain yang diundang mengisi acara.
9. Jual-Beli
a. Setiap kontingen dipersilakan untuk memamerkan/menjual barang-barang yang merupakan hasil karya Relawan/makanan/kerajinan dari daerah masing-masing dengan mempergunakan kavling masing-masing kontingen dan mempersiapkannya;
b. Peserta/kontingen lain yang ingin membeli barang-barang tersebut dipersilakan untuk saling mengunjungi antar kontingen;
c. Tidak diperkenankan untuk melakukan jual-beli/pemasaran barang-barang diarena perkemahan lain kecuali di tempat yang sudah ditentukan.
10. Alat Transportasi
a. Transportasi kontingen menjadi tanggung jawab masing-masing kontingen;
b. Transportasi untuk keperluan kegiatan Temu Karya disediakan oleh panitia.
D. LARANGAN DAN SANKSI
1. Larangan
a. Merusak kelestarian alam;
b. Merusak tanaman/pepohonan/gedung di perkemahan dan sekitarnya;
c. Mengganggu ketertiban dan keamanan di lokasi kegiatan maupun di btengah masyarakat
2. Pemberlakuan Sanksi
a. Sanksi diberlakukan kepada peserta yang dengan sengaja atau tidak sengaja melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh panitia;
b. Sanksi hanya dijatuhkan oleh Camat Perkemahan melalui sidang Aparat Perkemahan.
3. Sanksi pelanggaran berbentuk :
a. Peringatan lisan;
b. Pernyataan tertulis;
c. Tidak berhak menerima lencana/piagam;
d. Tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan selama Temu Karya berlangsung;
e. Dicabut haknya sebagai peserta.
E. REKREASI
1. Keterangan
a. Peserta diperbolehkan melakukan kegiatan rekreasi, setelah kegiatan Temu Karya selesai;
b. Kegiatan rekreasi diaturdan ditanggung sepenuhnya oleh masing-masing kontingen;
c. Panitia hanya menyediakan informasi wisata;
d. Waktu untuk rekreasi sebaiknya dilakukan setelah selesai acara penutupan.
2. Proses
a. Kontingen yang akan melakukan kegiatan rekreasi, melaporkan diri kepada Panitia, lengkap dengan daftar peserta yang akan melakukan kegiatan rekreasi, minimal 1 hari sebelum rencana kegiatan;
b. Kontingen yang akan melakukan kegiatan rekreasi harus tetap memakai atribut Temu Karya, minimal tanda pengenal selama berada di luar arena Temua Karya Nasional.
F. PERALATAN & PERLENGKAPAN
1. Peralatan Kegiatan & Pribadi
a. Membawa peralatan untuk mendirikan tenda (palu, tali tambang, dll);
b. Membawa seragam Relawan PMI (KSR-TSR);
c. Membawa pakaian olahraga;
d. Membawa perlengkapan pendukung untuk kebersihan tenda dan lokasi kemah (cangkul, linggis, dll)
e. Membawa obat-obatan pribadi;
f. Membawa peralatan untuk keperluan Temu-Karya-Persahabatan Pengembangan Kapasitas
2. Peralatan Karya & Bakti Sosial
Adalah peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan serangkaian kegiatan community awarness di bidang kesehatan, community awarness di bidang Penanggulangan Bencana (PB), baik yang sifatnya edukasi, sosialisasi, pemberdayaan ranting, pembinaan TSR di masyarakat, bakti sosial dll.
a. Setiap kontingen diwajibkan membawa 1 kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya serta penjelasan penggunaannya;
b. Setiap kontingen (untuk anggota TSR profesi dokter/perawat) diwajibkan membawa perlengkapan untuk sarana pemeriksaan kesehatan dasar di masyarakat;
c. Setiap kontingen diwajibkan membawa peralatan bakti yang akan ditentukan kemudian sesuai dengan kondisi lokal;
d. Setiap kontingen diwajibkan membawa buku tulis, buku pelajaran dan buku bacaan populer (komik atau bacaan pembelajaran) untuk disumbangkan ke sekolah/desa lokasi kegiatan;
e. Perlengkapan khusus yang terkait dengan latgab dan simulasi. Out Bond
TRIK CEPAT HAPAL MORSE
Kadang kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic. Berikut ini tips menghapal morse dengan cepat. Lihat gambar di bawah ini :
Petunjuk Penggunaan :
1. Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri.
2 Cara membacanya dari atas ke bawah.
3. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ).
4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama dengan satu kali titik artinya huruf E.
Contoh lain : ( dibaca dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4 titik (….) Berarti huruf H.
Contoh lagi : hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berarti huruf G
5. Ingat blok sebelah kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu diawali dengan blok strip ( Hitam ):
Selamat mencoba, beritahukan teman-temanmu dan ajaklah belajar morse bersama.
Trik Mudah Kuasai Semaphore
Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba.......... Bikin Sandi Tak Terbaca
PESAN RAHASIA
Kadang-kadang kita perlu menyampaikan pesan yang sangat rahasia atau ingin membuat surprise kepada teman Pramuka yang lain.
Sehingga orang yang tidak berkepentingan denga surat/ pesan tersebut tidak bisa membacanya karena nampak seperti tidak ada tulisannya.
Caranya sebagai berikut :
1. Alat dan bahan
Mangkuk, cangkir, kertas tulis polos, pupen cina (Pit), buah jeruk nipis, obat merah atau air perasan daun pacar cina dan kapas.
2. Caranya :
§ Tuangkan setengah cangkir air ke dalam mangkuk dan tambahkan 10 tetes obat merah atau air perasan daun pacar cina, lalu aduk sampai rata.
§ Potong jeruk nipis dan peras ambil airnya.
§ Ambil kertas tulis polos yang bersih dan tuliskan pesan rahasia dengan “tintanya” air jeruk ipis dan “pulpennya” adalah pit
§ Setelah selesai menulis, keringkan tulisan tadi hingga kering benar.
§ Cara membacanya adalah usapkan kapas yang sudah dicelup air yang dicampur obat merah tadi pada permukaan kertas.
Selamat Mencoba.
Kadang kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic. Berikut ini tips menghapal morse dengan cepat. Lihat gambar di bawah ini :
Petunjuk Penggunaan :
1. Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri.
2 Cara membacanya dari atas ke bawah.
3. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ).
4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama dengan satu kali titik artinya huruf E.
Contoh lain : ( dibaca dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4 titik (….) Berarti huruf H.
Contoh lagi : hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berarti huruf G
5. Ingat blok sebelah kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu diawali dengan blok strip ( Hitam ):
Selamat mencoba, beritahukan teman-temanmu dan ajaklah belajar morse bersama.
Trik Mudah Kuasai Semaphore
Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba.......... Bikin Sandi Tak Terbaca
PESAN RAHASIA
Kadang-kadang kita perlu menyampaikan pesan yang sangat rahasia atau ingin membuat surprise kepada teman Pramuka yang lain.
Sehingga orang yang tidak berkepentingan denga surat/ pesan tersebut tidak bisa membacanya karena nampak seperti tidak ada tulisannya.
Caranya sebagai berikut :
1. Alat dan bahan
Mangkuk, cangkir, kertas tulis polos, pupen cina (Pit), buah jeruk nipis, obat merah atau air perasan daun pacar cina dan kapas.
2. Caranya :
§ Tuangkan setengah cangkir air ke dalam mangkuk dan tambahkan 10 tetes obat merah atau air perasan daun pacar cina, lalu aduk sampai rata.
§ Potong jeruk nipis dan peras ambil airnya.
§ Ambil kertas tulis polos yang bersih dan tuliskan pesan rahasia dengan “tintanya” air jeruk ipis dan “pulpennya” adalah pit
§ Setelah selesai menulis, keringkan tulisan tadi hingga kering benar.
§ Cara membacanya adalah usapkan kapas yang sudah dicelup air yang dicampur obat merah tadi pada permukaan kertas.
Selamat Mencoba.
Label:
cara cepat menghafal morse
PUSAKA AMBALAN - RACANA
Di lingkungan Ambalan dan Racana, kelengkapan selain adat istiadat sandi dan kibaran cita masih ada satu lagi yakni yang disebut Pusaka Ambalan/ Racana.
Pusaka Ambalan/ Racana adalah suatu lambang yang diwujudkan dalam bentuk benda, dapat berupa senjata/ pusaka kebanggaan yang bermakna positif, dipilih melalui musyawarah dan memiliki arti kiasan.
Tujuan adanya Pusaka Ambalan/ Racana adalah :
1. Mendorong daya kreatifitas dalam kehidupan sehari-hari bagi para anggotanya.
2. Mendorong semangat dalam dalam berbakti, berlatih dan bekerja.
3. Memiliki jiwa kebanggaan dan kebersamaan sesama anggota.
4. Mendorong untuk bertindak disiplin, patuh dan dapat mencerminkan kehidupan dalam bermasyarakat yang berbudaya dan maju.
Jenis Pusaka ambalan/ racana dapat dipilih berupa : selendang, senjata pelindung, kapak, bambu runcing atau lainnya yang memiliki latar belakang yang bernilai positif.
Misalnya dipilih, Senjata ‘Cakra’ sebuah senjata jenis panah yang diambil dari dunia pewayangan. Senjata ini dianggap senjata yang paling ampuh dan selalu tepat sasaran. Pusaka Cakra ini akan terus melesat dengan cepat dan tidak akan berhenti sebelum tujuan atau sasaran tercapai. Hal ini dapat mencerminkan bahwa Ambalan/ racana tersebut memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia, selalu bersemangat dalam memcapai tujuannnya.
Tata cara penggunaan Pusaka Ambalan/ Racana disesuaikan dengan keinginan dan adat ambalan/ racana dan diatur oleh Ambalan/ racana sendiri, seperti dalam upacara pelantikan atau acara tertentu lainnya.
Tanda Sangga Penegak
Tanda Sangga Pramuka Penegak
Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4 cm. bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang bersangkutan. Tanda sangga dapat mengambil :
1) Nama tahap perjuangan bangsa Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir.
2) Angka romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar berwarna kuning.
3) Gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri).
4) Gambar lain yang diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian seragam harian Pramuka Siaga.
1) Tutup kepala :
a. berbentuk baret berwarna coklat tua
b. dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan
c. tanda topi terletak di sebelah kiri
2) Baju pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda
b) berbentuk baju kurung lengan pendek
c) ditambah lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm
d) kerah baju model kerah dasi
e) memakai buah baju (kancing) pada lidah baju
f) tidak memakai lidah bahu
g) mempunyai dua saku pada bagian muka bawah baju/blus
h) baju dipakai di luar celana
3) Celana pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat tua
b) berbentuk celana pendek (+ 3 cm di atas lutut)
c) tidak memakai ikat pinggang
d) diberi elastik
e) dua saku celana masing-masing di sebelah kiri dan kanan
f) memakai buah baju (kancing) atau retsleting di bagian depan celana
4) Setangan leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) berbentuk segitiga sama kaki
c) (1) sisi panjang 90 cm dengan sudut 90º(siku-siku)
(2) panjang sisi setangan leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher
e) dikenakan di bawah kerah baju
f) setangan leher dilipat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaian tampak rapih
g) cara melipat setangan leher:
(1) dilipat empat kali sejajar dengan sisi terpanjang, dengan arah yang sama, lebar lipatan 7 cm
(2) sebagai lipatan terakhir (ke lima) dilakukan dengan membagi dua sama lebar lipatan itu ke arah memanjang.
5) Kaos kaki:
a) kaos kaki panjang sampai dengan dibawah lutut (+ 5 cm)
b) warna hitam.
6) Sepatu:
a) model tertutup.
b) warna hitam.
c) bertumit rendah.
Contoh Pola Pakaian Seragam Harian Pramuka Siaga putra.
Seragam Harian Pramuka Siaga Putri
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Berikut ini penjelasan mengenai pakaian seragam untuk Siaga Putri :
Pakaian Seragam Harian Pramuka Siaga Putri, terdiri :
1) Tutup kepala:
a) dibuat dari kain coklat tua
b) berbentuk topi joki, dengan lima potongan
c) pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda lebar 1/4 cm
d) pada bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan hiasan, bergaris tengah antara 1 sampai 3 cm berwarna coklat tua
e) bagian belakang dari topi diberi elastik
f) lebar lidah topi bagian depan 5 cm (sintong)
2) Baju/blus pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda
b) berbentuk baju kurung lengan pendek
c) ditambah lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm
d) kerah baju model shiller
e) tidak memakai buah baju (kancing)
f) tidak memakai lidah bahu
g) mempunyai dua saku pada bagian muka bawah baju/blus
h) baju/blus dipakai di luar rok/bawahan
3) Rok/bawahan pramuka:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua
b) berbentuk rok lipatan (plooi) yang bagian dalamnya masing-masing 3 cm
c) jumlah lipatan disesuaikan dengan lingkar pinggang pemakai
d) panjang rok/bawahan 5 cm di bawah lutut
4) Pita leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) (1) lebar 3,5 cm, panjang 80 cm, dan disimpulkan
(2) panjang pita dari simpul 7-8 cm, karena itu panjang pita leher dapat disesuaikan dengan besar badan pemakai
c) dikenakan melingkar di bawah kerah baju
d) diikat dengan simpul mati, warna merah di sebelah kanan
5) Kaos kaki:
a) kaos kaki panjang (+ 5 cm dibawah lutut)
b) warna hitam
6) Sepatu:
a) model tertutup
b) warna hitam
c) bertumit rendah
Berikut pola modelnya :
Seragam Harian Pramuka Penggalang
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian Seragam Harian Pramuka Penggalang.
1) Tutup kepala:
a) berbentuk baret berwarna coklat tua.
b) dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan
c) tanda topi terletak di sebelah kiri.
2) Baju pramuka/kemeja:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda
b) berbentuk kemeja lengan pendek
c) kerah baju model kerah dasi
d) memakai lidah bahu
e) diberi buah baju (kancing)
f) memakai dua saku di dada kiri dan kanan
g) tengah saku diberi lipatan
h) memakai tutup saku
i) dikenakan di dalam celana
3) Celana pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat tua
b) berbentuk celana pendek sebatas lutut
c) memakai dua saku samping kiri dan kanan serta dua saku dibagian belakang dengan memakai tutup dan buah baju (kancing)
d) diberi kantong timbul di samping kiri dan kanan
e) memakai ikat pinggang, berwarna hitam
f) pada bagian ban celana dibuat tempat ikat pinggang
g) pada bagian depan celana memakai retsleting
4) Setangan leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) berbentuk segitiga sama kaki
c) (1) sisi panjang 100 – 120 cm dengan sudut 90º
(2) panjang sisi setangan-leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher
e) dikenakan di bawah kerah baju
f) setangan leher dilipat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaian tampak rapih
g) cara melipat setangan leher sama dengan setangan leher Pramuka Siaga
5) Kaos kaki:
a) kaos kaki panjang (+ 5 cm dibawah lutut)
b) berwarna hitam
6) Sepatu:
a) model tertutup
b) warna hitam
c) bertumit rendah.
Contoh Pola Pakaian Seragam Harian Pramuka Penggalang putra.
Seragam Harian Penegak/ Pandega Putra
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegakdan Pandega.
1) Tutup kepala:
a) berbentuk baret berwarna coklat tua.
b) dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan
c) tanda topi terletak di sebelah kiri
2) Baju pramuka/kemeja:
Sama seperti Pakaian seragam harian Pramuka Penggalang.
3) Celana pramuka:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua
b) bentuk celana panjang
c) memakai dua saku samping kiri dan kanan serta dua saku dibagian belakang dengan memakai tutup dan buah baju (kancing)
d) memakai ikat pinggang, berwarna hitam
e) pada bagian ban celana dibuat tempat ikat pinggang
f) pada bagian depan celana memakai retsleting
4) Setangan leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) berbentuk segitiga sama kaki
c) (1) sisi panjang 120 – 130 cm dengan sudut 90º
(2) panjang sisi setangan leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher
e) dikenakan di bawah kerah baju
f) setangan leher dilipat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaian tampak rapih
g) cara melipat setangan leher sama dengan setangan leher Pramuka Siaga
5) Kaos kaki:
a) kaos kaki pendek
b) warna hitam
6) Sepatu:
a) model tertutup
b) warna hitam
c) bertumit rendah
Contoh Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak dan Pandega putra.
Seragam Harian Penegak/ Pandega Putri
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri, terdiri :
1) Tutup kepala:
a) dibuat dari anyaman bambu, warna coklat muda
b) berbentuk topi bulat
c) lebar lidah topi + 3,5 cm
2) Baju/blus pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda
b) model prinses di bagian depannya, sedang bagian belakang dengan kupnat
c) lengan pendek
d) kerah model setali
e) memakai lidah bahu selebar 3 cm
f) dua saku, menempel mulai dari garis potongan prinses ke jahitan samping, dengan tinggi saku 12 - 14 cm
g) di atas saku pada pinggang digunakan ban pinggang hiasan selebar 2 cm
h) ban pinggang bagian belakang dipasang mulai dari kupnat belakang dan bagian depan dipasang mulai dari garis prinses, keduanya dipertemukan dengan gesper yang dipasang mati hingga ujung ikat pinggang hiasan hanya keluar 3 cm dari gesper
i) panjang baju/blus sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok/bawahan.
3) Rok/bawahan pramuka:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua
b) model tanpa lipatan/plooi, bagian bawah melebar (model “A“)
c) panjang rok/bawahan 5 cm di bawah lutut
d) memakai retsleting berwarna coklat tua yang dipasang pada bagian belakang rok/bawahan
4) Pita leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) lebar 3,5 cm, panjang 110 cm dan disimpulkan dan panjang pita dari simpul 10-15 cm, karena itu panjang pita leher dapat disesuaikan dengan besar badan pemakai
c) dikenakan melingkar di bawah kerah baju
d) diikat dengan simpul mati, warna merah di sebelah kanan
5) Sepatu:
a) model tertutup
b) warna hitam
c) bertumit rendah
Setangan Leher Ukuran dan Cara Melipat
Di lingkungan Ambalan dan Racana, kelengkapan selain adat istiadat sandi dan kibaran cita masih ada satu lagi yakni yang disebut Pusaka Ambalan/ Racana.
Pusaka Ambalan/ Racana adalah suatu lambang yang diwujudkan dalam bentuk benda, dapat berupa senjata/ pusaka kebanggaan yang bermakna positif, dipilih melalui musyawarah dan memiliki arti kiasan.
Tujuan adanya Pusaka Ambalan/ Racana adalah :
1. Mendorong daya kreatifitas dalam kehidupan sehari-hari bagi para anggotanya.
2. Mendorong semangat dalam dalam berbakti, berlatih dan bekerja.
3. Memiliki jiwa kebanggaan dan kebersamaan sesama anggota.
4. Mendorong untuk bertindak disiplin, patuh dan dapat mencerminkan kehidupan dalam bermasyarakat yang berbudaya dan maju.
Jenis Pusaka ambalan/ racana dapat dipilih berupa : selendang, senjata pelindung, kapak, bambu runcing atau lainnya yang memiliki latar belakang yang bernilai positif.
Misalnya dipilih, Senjata ‘Cakra’ sebuah senjata jenis panah yang diambil dari dunia pewayangan. Senjata ini dianggap senjata yang paling ampuh dan selalu tepat sasaran. Pusaka Cakra ini akan terus melesat dengan cepat dan tidak akan berhenti sebelum tujuan atau sasaran tercapai. Hal ini dapat mencerminkan bahwa Ambalan/ racana tersebut memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia, selalu bersemangat dalam memcapai tujuannnya.
Tata cara penggunaan Pusaka Ambalan/ Racana disesuaikan dengan keinginan dan adat ambalan/ racana dan diatur oleh Ambalan/ racana sendiri, seperti dalam upacara pelantikan atau acara tertentu lainnya.
Tanda Sangga Penegak
Tanda Sangga Pramuka Penegak
Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4 cm. bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang bersangkutan. Tanda sangga dapat mengambil :
1) Nama tahap perjuangan bangsa Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir.
2) Angka romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar berwarna kuning.
3) Gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri).
4) Gambar lain yang diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian seragam harian Pramuka Siaga.
1) Tutup kepala :
a. berbentuk baret berwarna coklat tua
b. dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan
c. tanda topi terletak di sebelah kiri
2) Baju pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda
b) berbentuk baju kurung lengan pendek
c) ditambah lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm
d) kerah baju model kerah dasi
e) memakai buah baju (kancing) pada lidah baju
f) tidak memakai lidah bahu
g) mempunyai dua saku pada bagian muka bawah baju/blus
h) baju dipakai di luar celana
3) Celana pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat tua
b) berbentuk celana pendek (+ 3 cm di atas lutut)
c) tidak memakai ikat pinggang
d) diberi elastik
e) dua saku celana masing-masing di sebelah kiri dan kanan
f) memakai buah baju (kancing) atau retsleting di bagian depan celana
4) Setangan leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) berbentuk segitiga sama kaki
c) (1) sisi panjang 90 cm dengan sudut 90º(siku-siku)
(2) panjang sisi setangan leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher
e) dikenakan di bawah kerah baju
f) setangan leher dilipat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaian tampak rapih
g) cara melipat setangan leher:
(1) dilipat empat kali sejajar dengan sisi terpanjang, dengan arah yang sama, lebar lipatan 7 cm
(2) sebagai lipatan terakhir (ke lima) dilakukan dengan membagi dua sama lebar lipatan itu ke arah memanjang.
5) Kaos kaki:
a) kaos kaki panjang sampai dengan dibawah lutut (+ 5 cm)
b) warna hitam.
6) Sepatu:
a) model tertutup.
b) warna hitam.
c) bertumit rendah.
Contoh Pola Pakaian Seragam Harian Pramuka Siaga putra.
Seragam Harian Pramuka Siaga Putri
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Berikut ini penjelasan mengenai pakaian seragam untuk Siaga Putri :
Pakaian Seragam Harian Pramuka Siaga Putri, terdiri :
1) Tutup kepala:
a) dibuat dari kain coklat tua
b) berbentuk topi joki, dengan lima potongan
c) pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda lebar 1/4 cm
d) pada bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan hiasan, bergaris tengah antara 1 sampai 3 cm berwarna coklat tua
e) bagian belakang dari topi diberi elastik
f) lebar lidah topi bagian depan 5 cm (sintong)
2) Baju/blus pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda
b) berbentuk baju kurung lengan pendek
c) ditambah lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm
d) kerah baju model shiller
e) tidak memakai buah baju (kancing)
f) tidak memakai lidah bahu
g) mempunyai dua saku pada bagian muka bawah baju/blus
h) baju/blus dipakai di luar rok/bawahan
3) Rok/bawahan pramuka:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua
b) berbentuk rok lipatan (plooi) yang bagian dalamnya masing-masing 3 cm
c) jumlah lipatan disesuaikan dengan lingkar pinggang pemakai
d) panjang rok/bawahan 5 cm di bawah lutut
4) Pita leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) (1) lebar 3,5 cm, panjang 80 cm, dan disimpulkan
(2) panjang pita dari simpul 7-8 cm, karena itu panjang pita leher dapat disesuaikan dengan besar badan pemakai
c) dikenakan melingkar di bawah kerah baju
d) diikat dengan simpul mati, warna merah di sebelah kanan
5) Kaos kaki:
a) kaos kaki panjang (+ 5 cm dibawah lutut)
b) warna hitam
6) Sepatu:
a) model tertutup
b) warna hitam
c) bertumit rendah
Berikut pola modelnya :
Seragam Harian Pramuka Penggalang
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian Seragam Harian Pramuka Penggalang.
1) Tutup kepala:
a) berbentuk baret berwarna coklat tua.
b) dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan
c) tanda topi terletak di sebelah kiri.
2) Baju pramuka/kemeja:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda
b) berbentuk kemeja lengan pendek
c) kerah baju model kerah dasi
d) memakai lidah bahu
e) diberi buah baju (kancing)
f) memakai dua saku di dada kiri dan kanan
g) tengah saku diberi lipatan
h) memakai tutup saku
i) dikenakan di dalam celana
3) Celana pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat tua
b) berbentuk celana pendek sebatas lutut
c) memakai dua saku samping kiri dan kanan serta dua saku dibagian belakang dengan memakai tutup dan buah baju (kancing)
d) diberi kantong timbul di samping kiri dan kanan
e) memakai ikat pinggang, berwarna hitam
f) pada bagian ban celana dibuat tempat ikat pinggang
g) pada bagian depan celana memakai retsleting
4) Setangan leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) berbentuk segitiga sama kaki
c) (1) sisi panjang 100 – 120 cm dengan sudut 90º
(2) panjang sisi setangan-leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher
e) dikenakan di bawah kerah baju
f) setangan leher dilipat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaian tampak rapih
g) cara melipat setangan leher sama dengan setangan leher Pramuka Siaga
5) Kaos kaki:
a) kaos kaki panjang (+ 5 cm dibawah lutut)
b) berwarna hitam
6) Sepatu:
a) model tertutup
b) warna hitam
c) bertumit rendah.
Contoh Pola Pakaian Seragam Harian Pramuka Penggalang putra.
Seragam Harian Penegak/ Pandega Putra
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegakdan Pandega.
1) Tutup kepala:
a) berbentuk baret berwarna coklat tua.
b) dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan
c) tanda topi terletak di sebelah kiri
2) Baju pramuka/kemeja:
Sama seperti Pakaian seragam harian Pramuka Penggalang.
3) Celana pramuka:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua
b) bentuk celana panjang
c) memakai dua saku samping kiri dan kanan serta dua saku dibagian belakang dengan memakai tutup dan buah baju (kancing)
d) memakai ikat pinggang, berwarna hitam
e) pada bagian ban celana dibuat tempat ikat pinggang
f) pada bagian depan celana memakai retsleting
4) Setangan leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) berbentuk segitiga sama kaki
c) (1) sisi panjang 120 – 130 cm dengan sudut 90º
(2) panjang sisi setangan leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai.
d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher
e) dikenakan di bawah kerah baju
f) setangan leher dilipat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaian tampak rapih
g) cara melipat setangan leher sama dengan setangan leher Pramuka Siaga
5) Kaos kaki:
a) kaos kaki pendek
b) warna hitam
6) Sepatu:
a) model tertutup
b) warna hitam
c) bertumit rendah
Contoh Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak dan Pandega putra.
Seragam Harian Penegak/ Pandega Putri
Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri, terdiri :
1) Tutup kepala:
a) dibuat dari anyaman bambu, warna coklat muda
b) berbentuk topi bulat
c) lebar lidah topi + 3,5 cm
2) Baju/blus pramuka:
a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda
b) model prinses di bagian depannya, sedang bagian belakang dengan kupnat
c) lengan pendek
d) kerah model setali
e) memakai lidah bahu selebar 3 cm
f) dua saku, menempel mulai dari garis potongan prinses ke jahitan samping, dengan tinggi saku 12 - 14 cm
g) di atas saku pada pinggang digunakan ban pinggang hiasan selebar 2 cm
h) ban pinggang bagian belakang dipasang mulai dari kupnat belakang dan bagian depan dipasang mulai dari garis prinses, keduanya dipertemukan dengan gesper yang dipasang mati hingga ujung ikat pinggang hiasan hanya keluar 3 cm dari gesper
i) panjang baju/blus sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok/bawahan.
3) Rok/bawahan pramuka:
a) dibuat dari bahan warna coklat tua
b) model tanpa lipatan/plooi, bagian bawah melebar (model “A“)
c) panjang rok/bawahan 5 cm di bawah lutut
d) memakai retsleting berwarna coklat tua yang dipasang pada bagian belakang rok/bawahan
4) Pita leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
b) lebar 3,5 cm, panjang 110 cm dan disimpulkan dan panjang pita dari simpul 10-15 cm, karena itu panjang pita leher dapat disesuaikan dengan besar badan pemakai
c) dikenakan melingkar di bawah kerah baju
d) diikat dengan simpul mati, warna merah di sebelah kanan
5) Sepatu:
a) model tertutup
b) warna hitam
c) bertumit rendah
Setangan Leher Ukuran dan Cara Melipat
SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
Bila kita melihat deretan bendera yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing warna atau gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan kepribadian sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing. Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa Indonesia. Warna merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma–cuma, melainkan melalui proses sejarah yang begitu panjang dalam perkembangan Bangsa Indonesia.
1. Menurut sejarah, Bangsa Indonesia memasuki wilayah Nusantara ketika terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun yang lalu datang ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanah Semenanjung dan Philipina. Pada zaman itu manusia memiliki cara penghormatan atau pemujaan terhadap matahari dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai lambang warna putih. Zaman itu disebut juga zaman Aditya Candra. Aditya berarti matahari dan Candra berarti bulan. Penghormatan dan pemujaan tidak saja di kawasan Nusantara, namun juga di seluruh Kepulauan Austronesia, di Samudra Hindia, dan Pasifik.
Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi perpindahan kedua, yaitu masuknya orang Indonesia kuno dari Asia Tenggara dan kemudian berbaur dengan pendatang yang terlebih dahulu masuk ke Nusantara. Perpaduan dan pembauran inilah yang kemudian melahirkan turunan yang sekarang kita kenal sebagai Bangsa Indonesia.
Pada Zaman itu ada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau zat kesaktian bagi setiap makhluk hidup yaitu getah-getih. Getah-getih yang menjiwai segala apa yang hidup sebagai sumbernya berwarna merah dan putih. Getah tumbuh-tumbuhan berwarna putih dan getih (dalam Bahasa Jawa/Sunda) berarti darah berwarna merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan, manusia, dan hewan. Demikian kepercayaan yang terdapat di Kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara.
2. Pada permulaan masehi selama 2 abad, rakyat di Kepulauan Nusantara mempunyai kepandaian membuat ukiran dan pahatan dari kayu, batu, dan lainnya, yang kemudian ditambah dengan kepandaian mendapat pengaruh dari kebudayaan Dong Song dalam membuat alat-alat dari logam terutama dari perunggu dan besi. Salah satu hasil yang terkenal ialah pembuatan gendering besar dari perunggu yang disebut nekara dan tersebar hampir di seluruh Nusantara. Di Pulau Bali gendering ini disebut Nekara Bulan Pajeng yang disimpan dalam pura. Pada nekara tersebut diantaranya terdapat lukisan orang menari dengan hiasan bendera dan umbul-umbul dari bulu burung. Demikian juga di Gunung Kidul sebelah selatan Yogyakarta terdapat kuburan berupa waruga dengan lukisan bendera merah putih berkibar di belakang seorang perwira menunggang kerbau, seperti yang terdapat di kaki Gunung Dompu.
Sejak kapan bangsa-bangsa di dunia mulai memakai bendera sebagai identitas bangsanya? Berdasarkan catatan sejarah dapat dikemukakan bahwa awal mula orang menggunakan bendera dimulai dengan memakai lencana atau emblem, kemudian berkembang menjadi tanda untuk kelompok atau satuan dalam bentuk kulit atau kain yang dapat berkibar dan mudah dilihat dari jauh. Berdasarkan penelitian akan hasil-hasil benda kuno ada petunjuk bahwa Bangsa Mesir telah menggunakan bendera pada kapal-kapalnya, yaitu sebagai batas dari satu wilayah yang telah dikuasainya dan dicatat dalam daftar. Demikian juga Bangsa Cina di zaman kaisar Chou tahun 1122 sebelum masehi.
Bendera itu terikat pada tongkat dan bagian puncaknya terdapat ukiran atau totem, di bawah totem inilah diikatkan sepotong kain yang merupakan dekorasi. Bentuk semacam itu didapati pada kebudayaan kuno yang terdapat di sekitar Laut Tengah. Hal itu diperkuat juga dengan adanya istilah bendera yang terdapat dalam kitab Injil. Bendera bagi raja tampak sangat jelas, sebab pada puncak tiang terdapat sebuah symbol dari kekuasaan dan penguasaan suatu wilayah taklukannya. Ukiran totem yang terdapat pada puncak atau tiang mempunyai arti magis yang ada hubungnnya dengan dewa-dewa. Sifat pokok bendera terbawa hingga sekarang ini.
Pada abad XIX tentara napoleon I dan II juga menggunakan bendera dengan memakai lambang garuda di puncak tiang. Perlu diingat bahwa tidak semua bendera mempunyai arti dan ada hubungannya dengan religi. Bangsa Punisia dan Yunani menggunakan bendera sangat sederhana yaitu untuk kepentingan perang atau menunjukkan kehadiran raja atau opsir, dan juga pejabat tinggi negara. Bendera Yunani umumnya terdiri dari sebuah tiang dengan kayu salib atau lintang yang pada puncaknya terdapat bulatan. Dikenal juga perkataan vaxillum (kain segi empat yang pinggirnya berwarna ungu, merah, atau biru) digantung pada kayu silang di atas tombak atau lembing.
Ada lagi yang dinamakan labarum yang merupakan kain sutra bersulam benang emas dan biasanya khusus dipakai untuk Raja Bangsa Inggris menggunakan bendera sejak abad VIII. Sampai abad pertengahan terdapat bendera yang menarik perhatian yaitu bendera “gunfano” yang dipakai Bangsa Germania, terdiri dari kain bergambar lencana pada ujung tombak, dan dari sinilah lahir bendera Prancis yang bernama “fonfano”.
Bangsa Viking hampir sama dengan itu, tetapi bergambar naga atau burung, dikibarkan sebagai tanda menang atau kalah dalam suatu pertempuran yang sedang berlangsung. Mengenai lambang-lambang yang menyertai bendera banyak juga corak ragamnya, seperti Bangsa Rumania pernah memakai lambang burung dari logam, dan Jerman kemudian memakai lambang burung garuda, sementara Jerman memakai bendera yang bersulam gambar ular naga.
Tata cara pengibaran dan pemasangan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung, kibaran bendera putih sebagai tanda menyerah (dalam peperangan) dan sebagai tanda damai rupanya pada saat itu sudah dikenal dan etika ini sampai sekarang masih digunakan oleh beberapa Negara di dunia.
3. Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya yang pada hakikatnya baru merupakan kerajaan dengan kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan wilayah. Baru pada abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh Nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu peninggalannya adalah Candi Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat “pataka” di atas lukisan dengan tiga orang pengawal membawa bendera merah putih sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan dalam kitab jawa kuno atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi Borobuur, oleh seorang pelukis berkebangsaan Jerman dilukiskan dengan warna merah putih. Pada Candi Prambanan di Jawa Tengah juga terdapat lukisan Hanoman terbakar ekornya yang melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya. Hanoman = kera berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X yang telah mengenal warna merah dan putih.
Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai burung besar, yaitu Burung Garuda yang juga dikenal sebagau burung merah putih. Denikian juga pada tahun 898 sampai 910 Raja Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya sebagai gelar Garuda Muka, maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah mendapat tempat di hati Rakyat Indonesia.
4. Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 sampai 1292 setelah Kerajaan Kediri, mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan pemberontakan melawan Kerajaan Singosari di bawah tampuk kekuasaan Raja Kertanegara sudah menggunakan bendera merah – putih , tepatnya sekitar tahun 1292. Pada saat itu tentara Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu. Jayakatwang mengatur siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji – panji berwarna merah putih dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang kemudian berhadapan dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik dipusatkan untuk menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut ditulis dalam suatu piagam yang lebih dikenal dengan nama Piagam Butak. Butak adalah nama gunung tempat ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan Kota Mojokerto. Pasukan Singosari dipimpin oleh R. Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa Tarik, 12 km sebelah timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah – putih sebagai bendera pada tahun 1292 dalam Piagam Butak yang kemudian dikenal dengan piagam merah – putih, namun masih terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya Singosari serta mulai dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya perpaduan antara Ciwaisme dengan Budhisme.
5. Demikian perkembangan selanjutnya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan perak=putih). Tempat raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga disebut sebagai keraton merah – putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri dari batu bata merah dan lantainya diplester warna putih. Empu Prapanca pengarang buku Negarakertagama menceritakan tentang digunakannya warna merah – putih pada upacara kebesaran Raja Hayam Wuruk. Kereta pembesar – pembesar yang menghadiri pesta, banyak dihiasi merah – putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta putri Daha digambari buah maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa zaman Majapahit warna merah – putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan diagungkan. Salah satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang menurut ceritanya sabagai penghubung antara Majapahit dengan Mataram sebagai kelanjutan. Dalam Keraton Solo terdapat panji – panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji – panji tersebut berdasar kain putih dan bertuliskan arab jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa . dilihat dari warna merah dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih artinya suci.
6. Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun hingga sekarang ini masih sering dikibarkan bendera dengan tiga warna, yaitu hitam mewakili golongan penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama, sedangkan merah mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya merupakan peninggalan Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di Sulawesi di daerah Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih disertai dua umbul – umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar di daratan, tetapi juga di samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi masyarakat Batak terdapat kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan motif tersendiri. Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan mendatangkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi yang menggunakannya. Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme yang bersifat primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua atas dilambangkan dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna hitam. Warna warna ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau pada hiasan-hiasan rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga tadi yaitu hitam sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif atau hiasannya. Di beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir sama yaitu kebiasaan memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada kalanya pemakaian selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara – upacara, dan sebagian besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.
7. Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah – tengah pasukan Diponegoro yang beribu – ribu juga terlihat kibaran bendera merah – putih, demikian juga di lereng – lereng gunung dan desa - desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak terlihat kibaran bendera merah - putih. Ibarat gelombang samudera yang tak kunjung reda perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra – putra Indonesia yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Sultan Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari, Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi putra Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan kekuatan asing lainnya berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.
Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan menyadari akan adanya persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, kesadaran berbangsa dan bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi Utomo pada 1908 sebagai salah satu tonggak sejarah.
Kemudian pada tahun 1922 di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan nasional Taman Siswa dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah mengibarkan bendera merah putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah satu lagu antara lain : Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu Sangatlah Mashur Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang berada di Negeri Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah – putih yang di tengahnya bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia Merdeka. Buku ini membawa pengaruh bangkitnya semangat kebangsaan untuk mencapai Indonesia Merdeka.
Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan Ir. Soekarno yang bertujuan mencapai kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Partai tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya bergambar banteng.
Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat bersejarah dengan lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat berani dan tepat, karena kekuatan penjajah pada waktu itu selalu menindas segala kegiatan yang bersifat kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan tekad untuk bersatu, karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya kemerdekaan. Semangat persatuan tergambar jelas dalam “Poetoesan Congres Pemoeda – Pemoeda Indonesia” yang berbunyi :
Pertama KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH YANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA YANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah – putih tanpa gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk pertama kalinya pula diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah – putih telah berkibar di dada peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan “kokarde” (semacam tanda panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri. Demikian juga pada anggota padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan dasi berwarna merah – putih. Kegiatan pandu, suatu organisasi kepanduan yang bersifat nasional dan menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan bendera merah – putih.
Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der Plass tokohnya sangat ketat memperhatikan gerak – gerik peserta kongres, sehingga panitia sangat berhati-hati serta membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang dibuat para pandu menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai pandu, khawatir pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.
Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang pada masa pendudukan Jepang, karena ia mengetahui pasti bahwa hal tersebut dapat membangkitkan semangat kebangsaan yang nantinya menuju pada kemerdekaan. Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah-putih diizinkan untuk berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu itu pula dibentuk panitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merah-putih.
Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru dikibarkan bendera merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera yang dikibarkan tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.
Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih di depan Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh badan dunia.
Bendera merah-putih mempunyai persamaan dengan bendera Kerajaan Monako, yaitu sebuah Negara kecil di bagian selatan Prancis, tapi masih ada perbedaannya. Bendera Kerajaan Monako di bagian tengah terdapat lambang kerajaan dan ukurannya dengan perbandingan 2,5 : 3, sedangkan bendera merah putih dengan perbandingan 2 : 3 (lebar 2 meter, panjang 3 meter) sesuai Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1958. Kerajaan Monako menggunakan bendera bukan sebagai lambang tertinggi karena merupakan sebuah kerajaan, sedangkan bagi Indonesia bendera merah putih merupakan lambang tertinggi.
Bila kita melihat deretan bendera yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing warna atau gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan kepribadian sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing. Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa Indonesia. Warna merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma–cuma, melainkan melalui proses sejarah yang begitu panjang dalam perkembangan Bangsa Indonesia.
1. Menurut sejarah, Bangsa Indonesia memasuki wilayah Nusantara ketika terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun yang lalu datang ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanah Semenanjung dan Philipina. Pada zaman itu manusia memiliki cara penghormatan atau pemujaan terhadap matahari dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai lambang warna putih. Zaman itu disebut juga zaman Aditya Candra. Aditya berarti matahari dan Candra berarti bulan. Penghormatan dan pemujaan tidak saja di kawasan Nusantara, namun juga di seluruh Kepulauan Austronesia, di Samudra Hindia, dan Pasifik.
Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi perpindahan kedua, yaitu masuknya orang Indonesia kuno dari Asia Tenggara dan kemudian berbaur dengan pendatang yang terlebih dahulu masuk ke Nusantara. Perpaduan dan pembauran inilah yang kemudian melahirkan turunan yang sekarang kita kenal sebagai Bangsa Indonesia.
Pada Zaman itu ada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau zat kesaktian bagi setiap makhluk hidup yaitu getah-getih. Getah-getih yang menjiwai segala apa yang hidup sebagai sumbernya berwarna merah dan putih. Getah tumbuh-tumbuhan berwarna putih dan getih (dalam Bahasa Jawa/Sunda) berarti darah berwarna merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan, manusia, dan hewan. Demikian kepercayaan yang terdapat di Kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara.
2. Pada permulaan masehi selama 2 abad, rakyat di Kepulauan Nusantara mempunyai kepandaian membuat ukiran dan pahatan dari kayu, batu, dan lainnya, yang kemudian ditambah dengan kepandaian mendapat pengaruh dari kebudayaan Dong Song dalam membuat alat-alat dari logam terutama dari perunggu dan besi. Salah satu hasil yang terkenal ialah pembuatan gendering besar dari perunggu yang disebut nekara dan tersebar hampir di seluruh Nusantara. Di Pulau Bali gendering ini disebut Nekara Bulan Pajeng yang disimpan dalam pura. Pada nekara tersebut diantaranya terdapat lukisan orang menari dengan hiasan bendera dan umbul-umbul dari bulu burung. Demikian juga di Gunung Kidul sebelah selatan Yogyakarta terdapat kuburan berupa waruga dengan lukisan bendera merah putih berkibar di belakang seorang perwira menunggang kerbau, seperti yang terdapat di kaki Gunung Dompu.
Sejak kapan bangsa-bangsa di dunia mulai memakai bendera sebagai identitas bangsanya? Berdasarkan catatan sejarah dapat dikemukakan bahwa awal mula orang menggunakan bendera dimulai dengan memakai lencana atau emblem, kemudian berkembang menjadi tanda untuk kelompok atau satuan dalam bentuk kulit atau kain yang dapat berkibar dan mudah dilihat dari jauh. Berdasarkan penelitian akan hasil-hasil benda kuno ada petunjuk bahwa Bangsa Mesir telah menggunakan bendera pada kapal-kapalnya, yaitu sebagai batas dari satu wilayah yang telah dikuasainya dan dicatat dalam daftar. Demikian juga Bangsa Cina di zaman kaisar Chou tahun 1122 sebelum masehi.
Bendera itu terikat pada tongkat dan bagian puncaknya terdapat ukiran atau totem, di bawah totem inilah diikatkan sepotong kain yang merupakan dekorasi. Bentuk semacam itu didapati pada kebudayaan kuno yang terdapat di sekitar Laut Tengah. Hal itu diperkuat juga dengan adanya istilah bendera yang terdapat dalam kitab Injil. Bendera bagi raja tampak sangat jelas, sebab pada puncak tiang terdapat sebuah symbol dari kekuasaan dan penguasaan suatu wilayah taklukannya. Ukiran totem yang terdapat pada puncak atau tiang mempunyai arti magis yang ada hubungnnya dengan dewa-dewa. Sifat pokok bendera terbawa hingga sekarang ini.
Pada abad XIX tentara napoleon I dan II juga menggunakan bendera dengan memakai lambang garuda di puncak tiang. Perlu diingat bahwa tidak semua bendera mempunyai arti dan ada hubungannya dengan religi. Bangsa Punisia dan Yunani menggunakan bendera sangat sederhana yaitu untuk kepentingan perang atau menunjukkan kehadiran raja atau opsir, dan juga pejabat tinggi negara. Bendera Yunani umumnya terdiri dari sebuah tiang dengan kayu salib atau lintang yang pada puncaknya terdapat bulatan. Dikenal juga perkataan vaxillum (kain segi empat yang pinggirnya berwarna ungu, merah, atau biru) digantung pada kayu silang di atas tombak atau lembing.
Ada lagi yang dinamakan labarum yang merupakan kain sutra bersulam benang emas dan biasanya khusus dipakai untuk Raja Bangsa Inggris menggunakan bendera sejak abad VIII. Sampai abad pertengahan terdapat bendera yang menarik perhatian yaitu bendera “gunfano” yang dipakai Bangsa Germania, terdiri dari kain bergambar lencana pada ujung tombak, dan dari sinilah lahir bendera Prancis yang bernama “fonfano”.
Bangsa Viking hampir sama dengan itu, tetapi bergambar naga atau burung, dikibarkan sebagai tanda menang atau kalah dalam suatu pertempuran yang sedang berlangsung. Mengenai lambang-lambang yang menyertai bendera banyak juga corak ragamnya, seperti Bangsa Rumania pernah memakai lambang burung dari logam, dan Jerman kemudian memakai lambang burung garuda, sementara Jerman memakai bendera yang bersulam gambar ular naga.
Tata cara pengibaran dan pemasangan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung, kibaran bendera putih sebagai tanda menyerah (dalam peperangan) dan sebagai tanda damai rupanya pada saat itu sudah dikenal dan etika ini sampai sekarang masih digunakan oleh beberapa Negara di dunia.
3. Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya yang pada hakikatnya baru merupakan kerajaan dengan kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan wilayah. Baru pada abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh Nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu peninggalannya adalah Candi Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat “pataka” di atas lukisan dengan tiga orang pengawal membawa bendera merah putih sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan dalam kitab jawa kuno atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi Borobuur, oleh seorang pelukis berkebangsaan Jerman dilukiskan dengan warna merah putih. Pada Candi Prambanan di Jawa Tengah juga terdapat lukisan Hanoman terbakar ekornya yang melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya. Hanoman = kera berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X yang telah mengenal warna merah dan putih.
Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai burung besar, yaitu Burung Garuda yang juga dikenal sebagau burung merah putih. Denikian juga pada tahun 898 sampai 910 Raja Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya sebagai gelar Garuda Muka, maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah mendapat tempat di hati Rakyat Indonesia.
4. Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 sampai 1292 setelah Kerajaan Kediri, mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan pemberontakan melawan Kerajaan Singosari di bawah tampuk kekuasaan Raja Kertanegara sudah menggunakan bendera merah – putih , tepatnya sekitar tahun 1292. Pada saat itu tentara Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu. Jayakatwang mengatur siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji – panji berwarna merah putih dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang kemudian berhadapan dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik dipusatkan untuk menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut ditulis dalam suatu piagam yang lebih dikenal dengan nama Piagam Butak. Butak adalah nama gunung tempat ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan Kota Mojokerto. Pasukan Singosari dipimpin oleh R. Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa Tarik, 12 km sebelah timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah – putih sebagai bendera pada tahun 1292 dalam Piagam Butak yang kemudian dikenal dengan piagam merah – putih, namun masih terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya Singosari serta mulai dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya perpaduan antara Ciwaisme dengan Budhisme.
5. Demikian perkembangan selanjutnya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan perak=putih). Tempat raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga disebut sebagai keraton merah – putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri dari batu bata merah dan lantainya diplester warna putih. Empu Prapanca pengarang buku Negarakertagama menceritakan tentang digunakannya warna merah – putih pada upacara kebesaran Raja Hayam Wuruk. Kereta pembesar – pembesar yang menghadiri pesta, banyak dihiasi merah – putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta putri Daha digambari buah maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa zaman Majapahit warna merah – putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan diagungkan. Salah satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang menurut ceritanya sabagai penghubung antara Majapahit dengan Mataram sebagai kelanjutan. Dalam Keraton Solo terdapat panji – panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji – panji tersebut berdasar kain putih dan bertuliskan arab jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa . dilihat dari warna merah dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih artinya suci.
6. Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun hingga sekarang ini masih sering dikibarkan bendera dengan tiga warna, yaitu hitam mewakili golongan penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama, sedangkan merah mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya merupakan peninggalan Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di Sulawesi di daerah Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih disertai dua umbul – umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar di daratan, tetapi juga di samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi masyarakat Batak terdapat kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan motif tersendiri. Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan mendatangkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi yang menggunakannya. Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme yang bersifat primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua atas dilambangkan dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna hitam. Warna warna ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau pada hiasan-hiasan rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga tadi yaitu hitam sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif atau hiasannya. Di beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir sama yaitu kebiasaan memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada kalanya pemakaian selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara – upacara, dan sebagian besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.
7. Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah – tengah pasukan Diponegoro yang beribu – ribu juga terlihat kibaran bendera merah – putih, demikian juga di lereng – lereng gunung dan desa - desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak terlihat kibaran bendera merah - putih. Ibarat gelombang samudera yang tak kunjung reda perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra – putra Indonesia yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Sultan Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari, Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi putra Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan kekuatan asing lainnya berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.
Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan menyadari akan adanya persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, kesadaran berbangsa dan bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi Utomo pada 1908 sebagai salah satu tonggak sejarah.
Kemudian pada tahun 1922 di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan nasional Taman Siswa dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah mengibarkan bendera merah putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah satu lagu antara lain : Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu Sangatlah Mashur Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang berada di Negeri Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah – putih yang di tengahnya bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia Merdeka. Buku ini membawa pengaruh bangkitnya semangat kebangsaan untuk mencapai Indonesia Merdeka.
Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan Ir. Soekarno yang bertujuan mencapai kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Partai tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya bergambar banteng.
Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat bersejarah dengan lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat berani dan tepat, karena kekuatan penjajah pada waktu itu selalu menindas segala kegiatan yang bersifat kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan tekad untuk bersatu, karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya kemerdekaan. Semangat persatuan tergambar jelas dalam “Poetoesan Congres Pemoeda – Pemoeda Indonesia” yang berbunyi :
Pertama KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH YANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA YANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah – putih tanpa gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk pertama kalinya pula diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah – putih telah berkibar di dada peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan “kokarde” (semacam tanda panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri. Demikian juga pada anggota padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan dasi berwarna merah – putih. Kegiatan pandu, suatu organisasi kepanduan yang bersifat nasional dan menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan bendera merah – putih.
Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der Plass tokohnya sangat ketat memperhatikan gerak – gerik peserta kongres, sehingga panitia sangat berhati-hati serta membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang dibuat para pandu menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai pandu, khawatir pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.
Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang pada masa pendudukan Jepang, karena ia mengetahui pasti bahwa hal tersebut dapat membangkitkan semangat kebangsaan yang nantinya menuju pada kemerdekaan. Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah-putih diizinkan untuk berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu itu pula dibentuk panitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merah-putih.
Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru dikibarkan bendera merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera yang dikibarkan tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.
Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih di depan Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh badan dunia.
Bendera merah-putih mempunyai persamaan dengan bendera Kerajaan Monako, yaitu sebuah Negara kecil di bagian selatan Prancis, tapi masih ada perbedaannya. Bendera Kerajaan Monako di bagian tengah terdapat lambang kerajaan dan ukurannya dengan perbandingan 2,5 : 3, sedangkan bendera merah putih dengan perbandingan 2 : 3 (lebar 2 meter, panjang 3 meter) sesuai Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1958. Kerajaan Monako menggunakan bendera bukan sebagai lambang tertinggi karena merupakan sebuah kerajaan, sedangkan bagi Indonesia bendera merah putih merupakan lambang tertinggi.
Hari-hari Besar Nasional Indonesia
Hari-hari Besar Internasional
Januari
01 : Hari Perdamaian Dunia
25 : Hari Kusta Internasional
Februari
06 : Hari Waitangi New Zealand
23 : HUT Rotary Club
Maret
08 : Hari Wanita Internasional
23 : Hari Meteorologi Sedunia
27 : HUT Women International Club
April
01 : HUT Bank Dunia
02 : HUT Lembaga Kebudayaan Jepang
07 : Hari Kesehatan Internasional
24 : Hari Solidaritas Asia Afrika
Mei
01 : Hari Buruh Sedunia
04 : Hari Persatuan Hukum ASEAN
08 : Hari Hedry Dunant
Juni
01 : Hari Anak2x Sedunia
05 : Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Juli
04 : Hari Kemerdekaan USA
14 : Hari Peringatan Revolusi Prancis
Agustus
06 : Hari Pemboman Hiroshima/Nagasaki
08 : HUT ASEAN
September
02 : HUT APB (Asean Press Board)
23 : Hari Nasional Saudi Arabia
Oktober
09 : Hari Surat Menyurat IInternasional
14 : Hari Pangan Sedunia
24 : HUT PBB
November
10 : Hari Ganefo
17 : Hari Suez
Desember
10 : Hari HAM
25 : Hari Natal
Hari-hari Besar Nasional Indonesia
Januari
01 : Hari Perdamaian Dunia
01 : Tahun Baru Masehi
03 : HUT Depag
05 : HUT Korps Wanita AL
10 : HUT PDI (?)
15 : Hari Peristiwa Laut / Samudra
25 : Hari Gizi & Makanan
26 : HUT Maskapai Penerbangan Garuda
31 : Hari Lahir NU (Nahdlatul Ulama)
Februari
05 : HUT HMI
05 : Hari Peristiwa Kapal 7 (Zeven Provincien)
09 : HUT PWI
09 : HUT Pasukan Kavaleri
13 : HUT Persatuan farmasi Indonesia
14 : Hari Peringatan PETA di Blitar
19 : HUT KOHANUDNAS
22 : HUT Masjid Istiqlal, Jakarta
Maret
01 : Hari Kehakiman Indonesia
01 : Hari Peristiwa Serangan Umum 11 Maret, Yogyakarta
06 : HUT KOSTRAD
10 : HUT PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia)
11 : Hari Supersemar
18 : Hari Arsitektur Indonesia
24 : Hari Bandung Lautan Api
30 : Hari Film Indonesia
April
06 : Hari Nelayan Indonesia
09 : Hari Penerbangan Nasional (TNI AU)
14 : Hari Lahir Jufriadi Darma (JUVE)
15 : Hari Zeni TNI AD
16 : Hari KOPASANDHA (Komando Pasukan Sandy Yudha)
18 : Hari KAA, Bandung
19 : Hari HANSIP
21 : Hari Peringatan RA.Kartini
24 : Hari Angkutan Nasional
27 : Hari Permasyarakatan Indonesia
Mei
01 : Hari Peringatan pembebasan Irian Barat
02 : HARDIKNAS
03 : Hari Surya
05 : Hari Lembaga Sosial Desa
11 : Hari POM ABRI
19 : Hari Korps Cacad Veteran Indonesia
20 : HARKITNAS
21 : Hari Buku Nasional
Juni
01 : Hari Lahir Pancasila
03 : Hari Pasar&Modal Indonesia
17 : Hari Dermaga Tanjung Priok
21 : Hari Krida Pertanian
22 : HUT Jakarta
24 : Hari Bidan Indonesia
26 : HUT LPKJ
29 : Hari KB Nasional
Juli
01 : Hari Bhayangkara
01 : Hari Anak-anak Indoneisa
05 : Hari Bank Indoneisa
09 : Hari Peluncuran Satelit Palapa
12 : Hari Koperasi Indoneisa
17 : Hari Integrasi Timor-Timur (?)
22 : Hari Kejaksaan
23 : HUT KNPI
29 : Hari Bhakti TNI AU
Agustus
05 : HUT Dharma Wanita Indonesia
10 : Hari Veteran nasional
13 : Hari Peringatan pangkalan Brandan lautan Api
14 : Hari Pramuka
17 : Hari Prokrlamasi KEmerdekaan Indonesia
18 : Hari Konstitusi RI
19 : Hari DEPLU
21 : Hari Maritim Nasional
24 : HUT TVRI
September
01 : Hari POLWAN
08 : Hari Aksara
08 : Hari pamong Praja
11 : Hari RRI
17 : Hari Perhubungan Nasional
24 : Hari Agraria indonesia (Hari tani)
27 : Hari PTT
28 : Hari Kereta Api
29 : Hari Sarjana Indonesia
30 : Hari Pemberontakan PKI
Oktober
01 : Hari Kesaktian Pancasila
05 : HUT ABRI
15 : Hari hak Azasi Binatang
16 : Hari Parlemen RI
20 : HUT Gokar (?)
24 : Hari Dokter Indonesia
27 : Hari Penerbangan nasional
28 : Hari Sumpah Pemuda
30 : Hari Keuangan
November
01 : Hari Interdans AD
03 : Hari Kerohanian
10 : Hari Pahlawan
12 : Hari Kesehatan Nasional
14 : Hari BRIMOB
21 : Hari Pohon
22 : Hari Perhubungan AD
25 : Hari Guru (HUT PGRI)
Desember
01 : Hari Artileri
09 : Hari Armada RI
12 : Hari Transmigrasi
15 : Hari Infantri
19 : Hari Trikora
22 : Hari Ibu
22 : Hari KOWAD (Korps wanita AD)
22 : Hari Sosial
PAHLAWAN
PROKLAMATOR
► Bung Karno (Ir Soekarno)
► Bung Hatta (Dr. Mohammad Hatta)
PAHLAWAN NASIONAL
► Abdul Kadir RT Setia (1771-l875)
► Abdul Muis (1883-1959)
► Abdulrahman Saleh (1909-1947)
► Achmad Yani (1922-1965)
► Adam Malik (1917-1984)
► Achmad Ri'fai, KH
► Agus Salim, H (1884-1954)
► Agustinus Adisucipto (1916-1947)
► Akhmad Dahlan, K.H. (1868-1923)
► Akhmad Dahlan, Nyi (1872-1946)
► Amir Hamzah,Tengku (1911-1946)
► Andi Mappanyukki
► Antasari, Pangeran (1809-1862)
► Arie Frederik Lasut (1918-1949)
► Basuki Rakhmat (1921-1969)
► Cik Di Tiro, Teungku (1836-1891)
► Cipto Mangunkusumo, Dr. (1886-1943)
► Cokroaminoto, H.U.S. (1883-1934)
► Cut Nyak Dhien (1850-1908)
► Cut Nyak Meutia (1870-1910) ,
► Danurdirdja Setiabudi, Dr. (1879-1950)
► Dewi Sartika (1884-1947)
► Diponegoro, Pangeran (1785-1855)
► Djuanda Kartawidjaja (1911-1963)
► Fakhruddin, K.H. (1890-1929)
► Fisabilillah, Raja Haji (1725-l784)
► Frans Kaisiepo. (192l-l979)
► Gatot Mangkoepradja
► Gatot Subroto, Jend. (1907-1962)
► Halim Perdanakusuma (1922-1947)
► Harun Tohir, Kopral KKO (1947-1968)
► Haryono, M.T. (1924-1965)
► Hasanuddin, Sultan (1631-1670)
► Hasyim Asy'ari, KH (1875-1947)
► Hazairin, Prof. Dr. S.H. (1906-1975)
► Ignatius Slamet Rijadi
► Ilyas Yacob (1903-l958)
► Imam Bonjol, Tuanku (1772-1864)
► Inten, Raden (1834-1856)
► Iskandar Muda, Sultan (1593-1636)
► Ismail Marzuki (1914-1958)
► Iswahyudi, R. ( 1918 -1947)
► Kartini, RA (1879-1904)
► Katamso, Brigjen TNI (1923-1965)
► Ketut Jelantik, I Gusti ( 1849)
► Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
► Kusuma Atmadja (1898-1952)
► La Maddukkelleng (1700-l765)
► Lumban Tobing, Ferdinand (1899-1962)
► Mahmud Badaruddin II, Sltn (1767-1852)
► Mangkunegoro I, K.G.P.A.A. (1725-1795)
► Manullang, Tuan MH (1887-1979)
► Maria W. Maramis (1872-1924)
► Martadinata, R.E ( 1921-1966)
► Martha Khristina Tiahahu (1801-1818)
► Marthen Indey (1912-l986)
► Mas Mansyur, K.H. (1896-1946)
► Maskoen Soemadiredja
► Mohammad Hatta, Dr. (1902-1980)
► Mohammad Husni Thamrin (1894-1941)
► M.T. Haryono (1924-1965)
► Mohammad Yamin, Prof. (1903-1962)
► Muwardi, Dr. (1907-1948)
► Ngurah Rai, I Gusti. (19l7-1946)
► Nuku Muhammad Amiruddin (1738-l805)
► Nyak Arief, Teuku (1899-1946)
► Nyi Ageng Serang (1752-1828)
► Otto Iskandardinata, R. (1897-1945)
► Pakubuwono VI, Sri Sshunan (1807-1849)
► Panjaitan, D.I. (1925-1965)
► Panji Soeroso, Raden (1893-1981)
► Parman, S. (1918-1965) ...
► Pattimura, Kapitan (1783-1817)
► Piere Tendean (1939-1965)
► Raja Ali Haji
► Rasuna Said, HR. (1910-1965)
► Ratulangi, G.S.Y, Dr. (1890-1949)
► Robert Wolter Monginsidi (1925-1949)
► Saharjo, Dr. SH (1909-1963)
► Samanhudi, K.H. (1868-1956)
► Sasuit Tubun, KS (1928-1965)
► Si Singamangaraja XII (1849-1907)
► Silas Papare (19l8-l987)
► Siti Hartinah Soeharto (1923-l996)
► Soekarno, Ir. (1901-1970)
► S. Parman (1901-1970)
► Sri Sultan H Buwono IX, (19l2-1988)
► Sudarso, Y. (1925-1962)
► Sudirman, Jenderal (1916-1950)
► Sugiono (1926-1965)
► Sugiyopranoto, A. S.J, Mgr. (1896-1963)
► Suharso, R. Prof. Dr. (1912-1971)
► Sukarjo Wiryopranoto (1903-1962)
► Sultan Ageng Tirtayasa (1631-1692)
► Sultan Agung. (1591-1645)
► Supeno (1916-1949)
► Supomo, R. Prof. DR. SH (1903-1958)
► Suprapto (1920-1965)
► Supriyadi (1923-1945)
► Suryo, R.M. (1898-1948)
► Suryopranoto, R.M. (1871-1959)
► Sutan Syahrir (1909-1966)
► Sutomo, Dr. (1888-1938)
► Sutoyo Siswomiharjo (1922-1965)
► Syarif Kasim II, Sultan (1893-l968)
► Teuku Umar (1854-1899)
► Thaha Syaifuddin, Sultan (1816-1904)
► Tjilik Riwut (19l8-l987)
► TuankuTambusai (1784-1882)
► Untung Surapati (1660-1706)
► Urip Sumohardjo, Jend. (1893-1948)
► Usman Bin Haji Moh. Ali (1943-1968)
► Wage Rudolf Supratman (1903-1938)
► Wahid Hasjim, Abd. K.H. (1914-1953)
► Wahidin Sudirohusodo (1852-1917)
► Wartabone, Hi Nani (1907-1986)
► Yohannes, W.Z, Prof. Dr. (1895-1952)
► Yos Sudarso (1925-1962)
► Yusuf Tajul Khalwati, Syekh (1626-l699)
► Zaenal Mustofa, K.H. (1899-1945)
► Zainul Arifin, K.H. (1909-1963)
PERINTIS KEMERDEKAAN DLL:
► Muhammad Saleh Werdisastro
Jenderal Gatot Subroto (1909-1962)
Penggagas AKABRI
Tentara yang aktif dalam tiga zaman ini pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL) pada masa pendudukan Belanda, anggota Pembela Tanah Air (Peta) pada masa pendudukan Jepang dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah kemerdekaan Indonesia serta turut menumpas PKI pada tahun 1948. Ia juga menjadi penggagas terbentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Cut Nyak Dien (1850-1908)
Perempuan Aceh Berhati Baja
Nangroe Aceh Darussalam merupakan daerah yang banyak melahirkan pahlawan perempuan yang gigih tidak kenal kompromi melawan kaum imperialis. Cut Nyak Dien merupakan salah satu dari perempuan berhati baja yang di usianya yang lanjut masih mencabut rencong dan berusaha melawan pasukan Belanda sebelum ia akhirnya ditangkap.
Cipto Mangunkusumo (1886-1943)
Dokter Pendiri Indische Partij
Dokter Cipto Mangunkusumo adalah seorang dokter profesional yang lebih dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan nasional. Dia merupakan salah seorang pendiri Indische Partij, organisasi partai partai pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka dan turut aktif di Komite Bumiputera.
Cut Nyak Meutia (1870-1910)
Berani Menerjang Peluru
Pameo yang mengatakan wanita sebagai insan lemah dan harus selalu dilindungi tidak selamanya benar. Itu dibuktikan oleh Cut Nyak Meutia, wanita asal Nangroe Aceh Darussalam, yang terus berjuang melawan Belanda hingga tewas diterjang tiga peluru di tubuhnya.
Mohammad Hatta (1902-1980)
Sang Proklamator
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.
Adam Malik (1917-1984)
Si Kancil Pengubah Sejarah
Ia merupakan personifikasi utuh dari kedekatan antara diplomasi dan media massa. Pria otodidak yang secara formal hanya tamatan SD (HIS) ini pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York dan merupakan salah satu pendiri LKBN Antara. Ia berpengalaman sebagai duta besar, menteri, hingga menjadi wakil presiden.
MH Thamrin (1894-1941)
Politikus yang Santun
Pahlawan Nasional Mohammad Husni Thamrin, telah banyak berjasa bagi kepentingan bangsa dan negara. Termasuk jasa-jasanya ikut merintis ikatan persatuan dan kesatuan di antara anak bangsa agar tidak terpecah belah. Jejak langkah putra terbaik bangsa ini perlu dijadikan suri teladan bagi generasi penerus masa kini.
Pangeran Diponegoro (1785-1855)
Pejuang Berhati Bersih
Dilahirkan dari keluarga Kesultanan Yogyakarta, memiliki jiwa kepemimpinan dan kepahlawanan. Hatinya yang bersih dan sebagai seorang pangeran akhirnya menuntunnya menjadi seorang yang harus tampil di depan guna membela kehormatan keluarga, kerajaan, rakyat dan bangsanya dari penjajahan Belanda.
Silas Papare (1918-1987)
Pahlawan Nasional dari Irja
Ketika Irian Barat masih di bawah penguasaan Belanda, Silas Papare berjuang membebaskan untuk menyatukannya dengan Republik Indonesia. Ia memberontak, mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII), serta Badan Perjuangan Irian. Akhirnya, Irian Barat merdeka dan menyatu kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Kapitan Pattimura (1783 -1817)
Pahlawan Nasional dari Maluku
Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy, ini lahir di Negeri Haria, Saparua, Maluku tahun 1783. Perlawanannya terhadap penjajahan Belanda pada tahun 1817 sempat merebut benteng Belanda di Saparua selama tiga bulan setelah sebelumnya melumpuhkan semua tentara Belanda di benteng tersebut.
Amir Hamzah, Tengku (1911-1946)
Sastrawan Pujangga Baru
Lahir sebagai seorang manusia penyair, 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Sumut. Sastrawan Pujangga Baru ini dianugerahi Pahlawan Nasional. Keluarga kesultanan Langkat, bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Indera Putera, ini wafat di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 akibat revolusi sosial.
Sutan Syahrir (1909-1966)
Perdana Menteri Indonesia Pertama
Perdana Menteri RI Pertama (14 November 1945 hingga 20 Juni 1947). Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909, ini seorang politikus yang mendirikan Partai Sosialis Indonesia (1948). Ia wafat di pengasingan sebagai tawanan politik (Zürich, Swiss, 9 April 1966) pada usia 57 tahun.
Halim Perdana Kusuma (1922-1947)
Gugur Saat Bertugas
Halim Perdanakusuma seorang pahlawan Indonesia. Pria kelahiran Sampang, 18 November 1922, ini gugur di Malaysia, 14 Desember 1947 dalam usia 25 tahun saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia-Belanda di Sumatera. Ia ditugaskan membeli perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand.
Tuan MH Manullang (1887-1979)
Pejuang Pers dan Kemerdekaan
Digelari Tuan Manullang, seorang jurnalis pejuang perintis pers dan kemerdekaan. Saat berusia 19 tahun telah menerbitkan koran Binsar Sinondang Batak (1906). Juga menerbitkan koran Soara Batak (1919-1930) untuk menentang penindasan Belanda. Akibat tulisannya, ia dipenjara di Cipinang.
Ir H Djuanda Kartawidjaja (1911-1963)
Pendeklarasi Negara Kepulauan
Perdana Menteri Ir H Djuanda Kartawidjaja, pada 13 Desember 1957 mendeklarasikan bahwa Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan. Maka sangat bijak ketika hari Deklarasi Djuanda itu kemudian melalui Keppres No.126/2001 dikukuhkan sebagai Hari Nusantara.
HR Rasuna Said (1910-1965)
Orator, Srikandi Kemerdekaan
HR Rasuna Said (Hajjah Rangkayo Rasuna Said) seorang orator, pejuang (srikandi) kemerdekaan Indonesia. Pahlawan nasional Indonesia ini lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 September 1910 dan wafat di Jakarta, 2 November 1965 dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Sutoyo Siswomiharjo (1922-1965)
Gugur Dianiaya G-30-S/PKI
Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo dianugerahi penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi. Mantan IRKEHAD kelahiran Kebumen, 23 Agustus 1922, ini gugur di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 sebagai korban dalam peristiwa Gerakan 30 September/PKI. Ayahanda Letjen TNI Agus Widjojo ini dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Achmad Yani (1922-1965)
Jenderal Anti Komunis
Jenderal Anumerta Achmad Yani terkenal sebagai seorang tentara yang selalu berseberangan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketika menjabat Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) atau yang sekarang menjadi Kepala Staf Angkatan Darat sejak tahun 1962, ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani.
Yos Sudarso (1925-1962)
Gugur di Atas KRI Macan Tutul
Pahlawan Nasional Laksamana Madya Yosaphat Sudarso, yang lebih dikenal dengan panggilan Yos Sudarso, kelahiran Salatiga, 24 November 1925, gugur dalam pertempuran di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran Laut Aru 15 Januari 1962 pada masa kampanye Trikora. Namanya kini diabadikan pada sebuah KRI dan pulau.
Usman dan Harun (1943-1968)
Pahlawan Nasional Korps Marinir
Inilah kisah dua patriot Indonesia dari Korps Marinir (KKO) yang dihukum gantung di Singapura, 17 Oktober 1968. Sersan Anumerta KKO Usman alias Janatin bin Haji Muhammad Ali dan Kopral Anumerta KKO Harun alias Tohir bin Mandar. Mereka pahlawan bangsa yang pamrih menyabung nyawa dalam tugas pengabdiannya demi kepentingan bangsa dan negara.
Hasyim Asy'ari, KH (1875-1947)
Ulama Pembaharu Pesantren
Pendiri pesantren Tebuireng dan perintis Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, ini dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren. Selain mengajarkan agama dalam pesantren, ia juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.
Raden Ajeng Kartini (1879-1904)
Pejuang Kemajuan Wanita
Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.
Enam Putra Terbaik
Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Jakarta 10/11/2004: Gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepada enam putra terbaik bangsa, yakni Maskoen Soemadiredja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, KH. Achmad Ri'fai, Gatot Mangkoepradja dan Ismail Marzuki. Presiden Yudhoyono menganugerahkan dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November 2004
Ismail Marzuki (1914-1958)
Komponis Pejuang Legendaris
Komponis pejuang dan maestro musik legendaris ini dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden RI, dalam rangkaian Hari Pahlawan 10 November 2004 di Istana Negara. Dia dikenal sebagai pejuang dan tokoh seniman pencipta lagu bernuansa perjuangan yang dapat mendorong semangat membela kemerdekaan.
Proklamator Soekarno (1901-1970)
Berdiri di Atas Kaki Sendiri
Soekarno (Bung Karno) Presiden Pertama RI, 1945- 1966, menganut ideologi pembangunan ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Proklamator ini dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: "Go to hell with your aid." Persetan dengan bantuanmu. Pemimpin Besar Revolusi ini berhasil menggelorakan semangat revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI.
Abdul Muis (1883-1959)
Melawan Belanda dengan Pena
Perlawanan terhadap penjajahan Belanda dilakukannya tanpa putus-putus dengan berbagai cara. Dengan ‘pena’-nya yang tajam, partai politik, komite perlawanan orang pribumi, bahkan memimpin mogok kerja. Sebagai seorang wartawan, tulisan Abdul Muis merupakan tulisan perlawanan terhadap Belanda.
Mayor Jenderal D.I. Panjaitan (1925-1965)
Pembongkar Rahasia Konspirasi PKI - RRC
Keberhasilan Mayor Jenderal Anumerta DI Panjaitan membongkar rahasia kiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk Partai Komunis Indonesia (PKI) serta penolakannya terhadap rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani, membuat dirinya masuk daftar salah satu perwira Angkatan Darat yang dimusuhi oleh PKI.
Jenderal Sudirman (1916-1950)
Panglima dan Jenderal I RI
Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan.
Raja Si Singamangaraja XII (1849-1907)
Menolak Dinobatkan Jadi Sultan
Dia seorang pejuang sejati, yang anti penjajahan dan perbudakan. Pejuang yang tidak mau berkompromi dengan penjajah kendati kepadanya ditawarkan menjadi Sultan Batak. Ia memilih lebih baik mati daripada tunduk pada penjajah. Ia kesatria yang tidak mau mengkhianati bangsa sendiri demi kekuasaan. Ia berjuang sampai akhir hayat.
Wage Rudolf Supratman (1903–1938)
Penggubah Lagu Indonesia Raya
Tingginya jiwa kebangsaan menuntunnya membuahkan karya bernilai tinggi yang telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional. Semangat kebangsaan dan kehendak untuk merdeka dalam jiwanya dituangkan dalam lagu gubahannya Indonesia Raya, yang kemudian menjadi lagu kebangsaan negeri ini.
Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
Bapak Pendidikan Nasional
Pendiri Taman Siswa ini adalah Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sungtulada. Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 28 April 1959 dan dimakamkan di sana.
Wahidin Sudirohusodo (1852-1917)
Penggagas Budi Utomo
Kendati ia tidak termasuk pendiri Budi Utomo, namanya selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab, sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi itu. Pahlawan Nasional ini lahir di desa Mlati, Yogyakarta, pada tanggal 7 Januari 1852. Ia wafat dada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta.
Hari-hari Besar Internasional
Januari
01 : Hari Perdamaian Dunia
25 : Hari Kusta Internasional
Februari
06 : Hari Waitangi New Zealand
23 : HUT Rotary Club
Maret
08 : Hari Wanita Internasional
23 : Hari Meteorologi Sedunia
27 : HUT Women International Club
April
01 : HUT Bank Dunia
02 : HUT Lembaga Kebudayaan Jepang
07 : Hari Kesehatan Internasional
24 : Hari Solidaritas Asia Afrika
Mei
01 : Hari Buruh Sedunia
04 : Hari Persatuan Hukum ASEAN
08 : Hari Hedry Dunant
Juni
01 : Hari Anak2x Sedunia
05 : Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Juli
04 : Hari Kemerdekaan USA
14 : Hari Peringatan Revolusi Prancis
Agustus
06 : Hari Pemboman Hiroshima/Nagasaki
08 : HUT ASEAN
September
02 : HUT APB (Asean Press Board)
23 : Hari Nasional Saudi Arabia
Oktober
09 : Hari Surat Menyurat IInternasional
14 : Hari Pangan Sedunia
24 : HUT PBB
November
10 : Hari Ganefo
17 : Hari Suez
Desember
10 : Hari HAM
25 : Hari Natal
Hari-hari Besar Nasional Indonesia
Januari
01 : Hari Perdamaian Dunia
01 : Tahun Baru Masehi
03 : HUT Depag
05 : HUT Korps Wanita AL
10 : HUT PDI (?)
15 : Hari Peristiwa Laut / Samudra
25 : Hari Gizi & Makanan
26 : HUT Maskapai Penerbangan Garuda
31 : Hari Lahir NU (Nahdlatul Ulama)
Februari
05 : HUT HMI
05 : Hari Peristiwa Kapal 7 (Zeven Provincien)
09 : HUT PWI
09 : HUT Pasukan Kavaleri
13 : HUT Persatuan farmasi Indonesia
14 : Hari Peringatan PETA di Blitar
19 : HUT KOHANUDNAS
22 : HUT Masjid Istiqlal, Jakarta
Maret
01 : Hari Kehakiman Indonesia
01 : Hari Peristiwa Serangan Umum 11 Maret, Yogyakarta
06 : HUT KOSTRAD
10 : HUT PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia)
11 : Hari Supersemar
18 : Hari Arsitektur Indonesia
24 : Hari Bandung Lautan Api
30 : Hari Film Indonesia
April
06 : Hari Nelayan Indonesia
09 : Hari Penerbangan Nasional (TNI AU)
14 : Hari Lahir Jufriadi Darma (JUVE)
15 : Hari Zeni TNI AD
16 : Hari KOPASANDHA (Komando Pasukan Sandy Yudha)
18 : Hari KAA, Bandung
19 : Hari HANSIP
21 : Hari Peringatan RA.Kartini
24 : Hari Angkutan Nasional
27 : Hari Permasyarakatan Indonesia
Mei
01 : Hari Peringatan pembebasan Irian Barat
02 : HARDIKNAS
03 : Hari Surya
05 : Hari Lembaga Sosial Desa
11 : Hari POM ABRI
19 : Hari Korps Cacad Veteran Indonesia
20 : HARKITNAS
21 : Hari Buku Nasional
Juni
01 : Hari Lahir Pancasila
03 : Hari Pasar&Modal Indonesia
17 : Hari Dermaga Tanjung Priok
21 : Hari Krida Pertanian
22 : HUT Jakarta
24 : Hari Bidan Indonesia
26 : HUT LPKJ
29 : Hari KB Nasional
Juli
01 : Hari Bhayangkara
01 : Hari Anak-anak Indoneisa
05 : Hari Bank Indoneisa
09 : Hari Peluncuran Satelit Palapa
12 : Hari Koperasi Indoneisa
17 : Hari Integrasi Timor-Timur (?)
22 : Hari Kejaksaan
23 : HUT KNPI
29 : Hari Bhakti TNI AU
Agustus
05 : HUT Dharma Wanita Indonesia
10 : Hari Veteran nasional
13 : Hari Peringatan pangkalan Brandan lautan Api
14 : Hari Pramuka
17 : Hari Prokrlamasi KEmerdekaan Indonesia
18 : Hari Konstitusi RI
19 : Hari DEPLU
21 : Hari Maritim Nasional
24 : HUT TVRI
September
01 : Hari POLWAN
08 : Hari Aksara
08 : Hari pamong Praja
11 : Hari RRI
17 : Hari Perhubungan Nasional
24 : Hari Agraria indonesia (Hari tani)
27 : Hari PTT
28 : Hari Kereta Api
29 : Hari Sarjana Indonesia
30 : Hari Pemberontakan PKI
Oktober
01 : Hari Kesaktian Pancasila
05 : HUT ABRI
15 : Hari hak Azasi Binatang
16 : Hari Parlemen RI
20 : HUT Gokar (?)
24 : Hari Dokter Indonesia
27 : Hari Penerbangan nasional
28 : Hari Sumpah Pemuda
30 : Hari Keuangan
November
01 : Hari Interdans AD
03 : Hari Kerohanian
10 : Hari Pahlawan
12 : Hari Kesehatan Nasional
14 : Hari BRIMOB
21 : Hari Pohon
22 : Hari Perhubungan AD
25 : Hari Guru (HUT PGRI)
Desember
01 : Hari Artileri
09 : Hari Armada RI
12 : Hari Transmigrasi
15 : Hari Infantri
19 : Hari Trikora
22 : Hari Ibu
22 : Hari KOWAD (Korps wanita AD)
22 : Hari Sosial
PAHLAWAN
PROKLAMATOR
► Bung Karno (Ir Soekarno)
► Bung Hatta (Dr. Mohammad Hatta)
PAHLAWAN NASIONAL
► Abdul Kadir RT Setia (1771-l875)
► Abdul Muis (1883-1959)
► Abdulrahman Saleh (1909-1947)
► Achmad Yani (1922-1965)
► Adam Malik (1917-1984)
► Achmad Ri'fai, KH
► Agus Salim, H (1884-1954)
► Agustinus Adisucipto (1916-1947)
► Akhmad Dahlan, K.H. (1868-1923)
► Akhmad Dahlan, Nyi (1872-1946)
► Amir Hamzah,Tengku (1911-1946)
► Andi Mappanyukki
► Antasari, Pangeran (1809-1862)
► Arie Frederik Lasut (1918-1949)
► Basuki Rakhmat (1921-1969)
► Cik Di Tiro, Teungku (1836-1891)
► Cipto Mangunkusumo, Dr. (1886-1943)
► Cokroaminoto, H.U.S. (1883-1934)
► Cut Nyak Dhien (1850-1908)
► Cut Nyak Meutia (1870-1910) ,
► Danurdirdja Setiabudi, Dr. (1879-1950)
► Dewi Sartika (1884-1947)
► Diponegoro, Pangeran (1785-1855)
► Djuanda Kartawidjaja (1911-1963)
► Fakhruddin, K.H. (1890-1929)
► Fisabilillah, Raja Haji (1725-l784)
► Frans Kaisiepo. (192l-l979)
► Gatot Mangkoepradja
► Gatot Subroto, Jend. (1907-1962)
► Halim Perdanakusuma (1922-1947)
► Harun Tohir, Kopral KKO (1947-1968)
► Haryono, M.T. (1924-1965)
► Hasanuddin, Sultan (1631-1670)
► Hasyim Asy'ari, KH (1875-1947)
► Hazairin, Prof. Dr. S.H. (1906-1975)
► Ignatius Slamet Rijadi
► Ilyas Yacob (1903-l958)
► Imam Bonjol, Tuanku (1772-1864)
► Inten, Raden (1834-1856)
► Iskandar Muda, Sultan (1593-1636)
► Ismail Marzuki (1914-1958)
► Iswahyudi, R. ( 1918 -1947)
► Kartini, RA (1879-1904)
► Katamso, Brigjen TNI (1923-1965)
► Ketut Jelantik, I Gusti ( 1849)
► Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
► Kusuma Atmadja (1898-1952)
► La Maddukkelleng (1700-l765)
► Lumban Tobing, Ferdinand (1899-1962)
► Mahmud Badaruddin II, Sltn (1767-1852)
► Mangkunegoro I, K.G.P.A.A. (1725-1795)
► Manullang, Tuan MH (1887-1979)
► Maria W. Maramis (1872-1924)
► Martadinata, R.E ( 1921-1966)
► Martha Khristina Tiahahu (1801-1818)
► Marthen Indey (1912-l986)
► Mas Mansyur, K.H. (1896-1946)
► Maskoen Soemadiredja
► Mohammad Hatta, Dr. (1902-1980)
► Mohammad Husni Thamrin (1894-1941)
► M.T. Haryono (1924-1965)
► Mohammad Yamin, Prof. (1903-1962)
► Muwardi, Dr. (1907-1948)
► Ngurah Rai, I Gusti. (19l7-1946)
► Nuku Muhammad Amiruddin (1738-l805)
► Nyak Arief, Teuku (1899-1946)
► Nyi Ageng Serang (1752-1828)
► Otto Iskandardinata, R. (1897-1945)
► Pakubuwono VI, Sri Sshunan (1807-1849)
► Panjaitan, D.I. (1925-1965)
► Panji Soeroso, Raden (1893-1981)
► Parman, S. (1918-1965) ...
► Pattimura, Kapitan (1783-1817)
► Piere Tendean (1939-1965)
► Raja Ali Haji
► Rasuna Said, HR. (1910-1965)
► Ratulangi, G.S.Y, Dr. (1890-1949)
► Robert Wolter Monginsidi (1925-1949)
► Saharjo, Dr. SH (1909-1963)
► Samanhudi, K.H. (1868-1956)
► Sasuit Tubun, KS (1928-1965)
► Si Singamangaraja XII (1849-1907)
► Silas Papare (19l8-l987)
► Siti Hartinah Soeharto (1923-l996)
► Soekarno, Ir. (1901-1970)
► S. Parman (1901-1970)
► Sri Sultan H Buwono IX, (19l2-1988)
► Sudarso, Y. (1925-1962)
► Sudirman, Jenderal (1916-1950)
► Sugiono (1926-1965)
► Sugiyopranoto, A. S.J, Mgr. (1896-1963)
► Suharso, R. Prof. Dr. (1912-1971)
► Sukarjo Wiryopranoto (1903-1962)
► Sultan Ageng Tirtayasa (1631-1692)
► Sultan Agung. (1591-1645)
► Supeno (1916-1949)
► Supomo, R. Prof. DR. SH (1903-1958)
► Suprapto (1920-1965)
► Supriyadi (1923-1945)
► Suryo, R.M. (1898-1948)
► Suryopranoto, R.M. (1871-1959)
► Sutan Syahrir (1909-1966)
► Sutomo, Dr. (1888-1938)
► Sutoyo Siswomiharjo (1922-1965)
► Syarif Kasim II, Sultan (1893-l968)
► Teuku Umar (1854-1899)
► Thaha Syaifuddin, Sultan (1816-1904)
► Tjilik Riwut (19l8-l987)
► TuankuTambusai (1784-1882)
► Untung Surapati (1660-1706)
► Urip Sumohardjo, Jend. (1893-1948)
► Usman Bin Haji Moh. Ali (1943-1968)
► Wage Rudolf Supratman (1903-1938)
► Wahid Hasjim, Abd. K.H. (1914-1953)
► Wahidin Sudirohusodo (1852-1917)
► Wartabone, Hi Nani (1907-1986)
► Yohannes, W.Z, Prof. Dr. (1895-1952)
► Yos Sudarso (1925-1962)
► Yusuf Tajul Khalwati, Syekh (1626-l699)
► Zaenal Mustofa, K.H. (1899-1945)
► Zainul Arifin, K.H. (1909-1963)
PERINTIS KEMERDEKAAN DLL:
► Muhammad Saleh Werdisastro
Jenderal Gatot Subroto (1909-1962)
Penggagas AKABRI
Tentara yang aktif dalam tiga zaman ini pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL) pada masa pendudukan Belanda, anggota Pembela Tanah Air (Peta) pada masa pendudukan Jepang dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah kemerdekaan Indonesia serta turut menumpas PKI pada tahun 1948. Ia juga menjadi penggagas terbentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Cut Nyak Dien (1850-1908)
Perempuan Aceh Berhati Baja
Nangroe Aceh Darussalam merupakan daerah yang banyak melahirkan pahlawan perempuan yang gigih tidak kenal kompromi melawan kaum imperialis. Cut Nyak Dien merupakan salah satu dari perempuan berhati baja yang di usianya yang lanjut masih mencabut rencong dan berusaha melawan pasukan Belanda sebelum ia akhirnya ditangkap.
Cipto Mangunkusumo (1886-1943)
Dokter Pendiri Indische Partij
Dokter Cipto Mangunkusumo adalah seorang dokter profesional yang lebih dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan nasional. Dia merupakan salah seorang pendiri Indische Partij, organisasi partai partai pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka dan turut aktif di Komite Bumiputera.
Cut Nyak Meutia (1870-1910)
Berani Menerjang Peluru
Pameo yang mengatakan wanita sebagai insan lemah dan harus selalu dilindungi tidak selamanya benar. Itu dibuktikan oleh Cut Nyak Meutia, wanita asal Nangroe Aceh Darussalam, yang terus berjuang melawan Belanda hingga tewas diterjang tiga peluru di tubuhnya.
Mohammad Hatta (1902-1980)
Sang Proklamator
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.
Adam Malik (1917-1984)
Si Kancil Pengubah Sejarah
Ia merupakan personifikasi utuh dari kedekatan antara diplomasi dan media massa. Pria otodidak yang secara formal hanya tamatan SD (HIS) ini pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York dan merupakan salah satu pendiri LKBN Antara. Ia berpengalaman sebagai duta besar, menteri, hingga menjadi wakil presiden.
MH Thamrin (1894-1941)
Politikus yang Santun
Pahlawan Nasional Mohammad Husni Thamrin, telah banyak berjasa bagi kepentingan bangsa dan negara. Termasuk jasa-jasanya ikut merintis ikatan persatuan dan kesatuan di antara anak bangsa agar tidak terpecah belah. Jejak langkah putra terbaik bangsa ini perlu dijadikan suri teladan bagi generasi penerus masa kini.
Pangeran Diponegoro (1785-1855)
Pejuang Berhati Bersih
Dilahirkan dari keluarga Kesultanan Yogyakarta, memiliki jiwa kepemimpinan dan kepahlawanan. Hatinya yang bersih dan sebagai seorang pangeran akhirnya menuntunnya menjadi seorang yang harus tampil di depan guna membela kehormatan keluarga, kerajaan, rakyat dan bangsanya dari penjajahan Belanda.
Silas Papare (1918-1987)
Pahlawan Nasional dari Irja
Ketika Irian Barat masih di bawah penguasaan Belanda, Silas Papare berjuang membebaskan untuk menyatukannya dengan Republik Indonesia. Ia memberontak, mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII), serta Badan Perjuangan Irian. Akhirnya, Irian Barat merdeka dan menyatu kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Kapitan Pattimura (1783 -1817)
Pahlawan Nasional dari Maluku
Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy, ini lahir di Negeri Haria, Saparua, Maluku tahun 1783. Perlawanannya terhadap penjajahan Belanda pada tahun 1817 sempat merebut benteng Belanda di Saparua selama tiga bulan setelah sebelumnya melumpuhkan semua tentara Belanda di benteng tersebut.
Amir Hamzah, Tengku (1911-1946)
Sastrawan Pujangga Baru
Lahir sebagai seorang manusia penyair, 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Sumut. Sastrawan Pujangga Baru ini dianugerahi Pahlawan Nasional. Keluarga kesultanan Langkat, bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Indera Putera, ini wafat di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 akibat revolusi sosial.
Sutan Syahrir (1909-1966)
Perdana Menteri Indonesia Pertama
Perdana Menteri RI Pertama (14 November 1945 hingga 20 Juni 1947). Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909, ini seorang politikus yang mendirikan Partai Sosialis Indonesia (1948). Ia wafat di pengasingan sebagai tawanan politik (Zürich, Swiss, 9 April 1966) pada usia 57 tahun.
Halim Perdana Kusuma (1922-1947)
Gugur Saat Bertugas
Halim Perdanakusuma seorang pahlawan Indonesia. Pria kelahiran Sampang, 18 November 1922, ini gugur di Malaysia, 14 Desember 1947 dalam usia 25 tahun saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia-Belanda di Sumatera. Ia ditugaskan membeli perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand.
Tuan MH Manullang (1887-1979)
Pejuang Pers dan Kemerdekaan
Digelari Tuan Manullang, seorang jurnalis pejuang perintis pers dan kemerdekaan. Saat berusia 19 tahun telah menerbitkan koran Binsar Sinondang Batak (1906). Juga menerbitkan koran Soara Batak (1919-1930) untuk menentang penindasan Belanda. Akibat tulisannya, ia dipenjara di Cipinang.
Ir H Djuanda Kartawidjaja (1911-1963)
Pendeklarasi Negara Kepulauan
Perdana Menteri Ir H Djuanda Kartawidjaja, pada 13 Desember 1957 mendeklarasikan bahwa Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan. Maka sangat bijak ketika hari Deklarasi Djuanda itu kemudian melalui Keppres No.126/2001 dikukuhkan sebagai Hari Nusantara.
HR Rasuna Said (1910-1965)
Orator, Srikandi Kemerdekaan
HR Rasuna Said (Hajjah Rangkayo Rasuna Said) seorang orator, pejuang (srikandi) kemerdekaan Indonesia. Pahlawan nasional Indonesia ini lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 September 1910 dan wafat di Jakarta, 2 November 1965 dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Sutoyo Siswomiharjo (1922-1965)
Gugur Dianiaya G-30-S/PKI
Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo dianugerahi penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi. Mantan IRKEHAD kelahiran Kebumen, 23 Agustus 1922, ini gugur di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 sebagai korban dalam peristiwa Gerakan 30 September/PKI. Ayahanda Letjen TNI Agus Widjojo ini dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Achmad Yani (1922-1965)
Jenderal Anti Komunis
Jenderal Anumerta Achmad Yani terkenal sebagai seorang tentara yang selalu berseberangan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketika menjabat Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) atau yang sekarang menjadi Kepala Staf Angkatan Darat sejak tahun 1962, ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani.
Yos Sudarso (1925-1962)
Gugur di Atas KRI Macan Tutul
Pahlawan Nasional Laksamana Madya Yosaphat Sudarso, yang lebih dikenal dengan panggilan Yos Sudarso, kelahiran Salatiga, 24 November 1925, gugur dalam pertempuran di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran Laut Aru 15 Januari 1962 pada masa kampanye Trikora. Namanya kini diabadikan pada sebuah KRI dan pulau.
Usman dan Harun (1943-1968)
Pahlawan Nasional Korps Marinir
Inilah kisah dua patriot Indonesia dari Korps Marinir (KKO) yang dihukum gantung di Singapura, 17 Oktober 1968. Sersan Anumerta KKO Usman alias Janatin bin Haji Muhammad Ali dan Kopral Anumerta KKO Harun alias Tohir bin Mandar. Mereka pahlawan bangsa yang pamrih menyabung nyawa dalam tugas pengabdiannya demi kepentingan bangsa dan negara.
Hasyim Asy'ari, KH (1875-1947)
Ulama Pembaharu Pesantren
Pendiri pesantren Tebuireng dan perintis Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, ini dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren. Selain mengajarkan agama dalam pesantren, ia juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.
Raden Ajeng Kartini (1879-1904)
Pejuang Kemajuan Wanita
Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.
Enam Putra Terbaik
Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Jakarta 10/11/2004: Gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepada enam putra terbaik bangsa, yakni Maskoen Soemadiredja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, KH. Achmad Ri'fai, Gatot Mangkoepradja dan Ismail Marzuki. Presiden Yudhoyono menganugerahkan dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November 2004
Ismail Marzuki (1914-1958)
Komponis Pejuang Legendaris
Komponis pejuang dan maestro musik legendaris ini dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden RI, dalam rangkaian Hari Pahlawan 10 November 2004 di Istana Negara. Dia dikenal sebagai pejuang dan tokoh seniman pencipta lagu bernuansa perjuangan yang dapat mendorong semangat membela kemerdekaan.
Proklamator Soekarno (1901-1970)
Berdiri di Atas Kaki Sendiri
Soekarno (Bung Karno) Presiden Pertama RI, 1945- 1966, menganut ideologi pembangunan ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Proklamator ini dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: "Go to hell with your aid." Persetan dengan bantuanmu. Pemimpin Besar Revolusi ini berhasil menggelorakan semangat revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI.
Abdul Muis (1883-1959)
Melawan Belanda dengan Pena
Perlawanan terhadap penjajahan Belanda dilakukannya tanpa putus-putus dengan berbagai cara. Dengan ‘pena’-nya yang tajam, partai politik, komite perlawanan orang pribumi, bahkan memimpin mogok kerja. Sebagai seorang wartawan, tulisan Abdul Muis merupakan tulisan perlawanan terhadap Belanda.
Mayor Jenderal D.I. Panjaitan (1925-1965)
Pembongkar Rahasia Konspirasi PKI - RRC
Keberhasilan Mayor Jenderal Anumerta DI Panjaitan membongkar rahasia kiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk Partai Komunis Indonesia (PKI) serta penolakannya terhadap rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani, membuat dirinya masuk daftar salah satu perwira Angkatan Darat yang dimusuhi oleh PKI.
Jenderal Sudirman (1916-1950)
Panglima dan Jenderal I RI
Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan.
Raja Si Singamangaraja XII (1849-1907)
Menolak Dinobatkan Jadi Sultan
Dia seorang pejuang sejati, yang anti penjajahan dan perbudakan. Pejuang yang tidak mau berkompromi dengan penjajah kendati kepadanya ditawarkan menjadi Sultan Batak. Ia memilih lebih baik mati daripada tunduk pada penjajah. Ia kesatria yang tidak mau mengkhianati bangsa sendiri demi kekuasaan. Ia berjuang sampai akhir hayat.
Wage Rudolf Supratman (1903–1938)
Penggubah Lagu Indonesia Raya
Tingginya jiwa kebangsaan menuntunnya membuahkan karya bernilai tinggi yang telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional. Semangat kebangsaan dan kehendak untuk merdeka dalam jiwanya dituangkan dalam lagu gubahannya Indonesia Raya, yang kemudian menjadi lagu kebangsaan negeri ini.
Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
Bapak Pendidikan Nasional
Pendiri Taman Siswa ini adalah Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sungtulada. Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 28 April 1959 dan dimakamkan di sana.
Wahidin Sudirohusodo (1852-1917)
Penggagas Budi Utomo
Kendati ia tidak termasuk pendiri Budi Utomo, namanya selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab, sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi itu. Pahlawan Nasional ini lahir di desa Mlati, Yogyakarta, pada tanggal 7 Januari 1852. Ia wafat dada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta.
DETIK DETIK KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
•Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
•Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan
Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
•Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
•Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan
Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
Kelana Rimba
DiTengah-tengah Hutan
Di Bawah Langit Biru
Tenda Terpancang Di Tiup Sang Bayu-Sang Bayu
Api Menjilat-jilat Terangi Alam Raya
Membawa Kelana Rimba Dalam Impian-Impian
Dengarlah Dengar Sayup-Sayup
Irama Merdu Nan Memecah Malam
Jauhlah Dari Kampung Menurut Kata Hati
Guna Bakti Pada Ibu Pertiwi
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Pramuka
Bukan Tentara dan Bukan Polisi
Cokelat Tua Cokelat Muda Seragamnya
Tongkat dan Tali Jadi Senjatanya
Dasa Dharma dan Tri Satya Pedomannya
Orang Bilang Itu Adalah Pramuka
Singkatan Dari Praja Muda Karana
Orang Bilang Itu Adalah Pramuka
Singkatan Dari Praja Muda Karana
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Tanjung Perak
Tanjung Perak
Tepi Laut
Tepi Laut
Tanjung Perak
Tanjung Perak Tepi Laut
Tepi Laut Tanjung Perak
Tanjung Perak Tepi Laut
Mojoagung Paling Etan
Paling Etan Mojoagung
Mojoagung Paling Etan
Paling Etan Mojoagung
Mojoagung Paling Etan..
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Tak Kenal Rintangan
Pramuka Tak Kenal Rintangan
Meski Jalan Penuh Halangan
Kan Hilang Di Tempuh Hati Yang Riang
Pramuka Tak Kenal Rintangan
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Only You
Disinilah Disini Kita Bertemu Lagi
Disinilah Disini Kita Bertemu Lagi
Salam, Salam, Salam, Salam, Salam
Hay..............
Ingat - Ingat itu Remember
Jangan Lupa Itu Don`t Forget
Aku Cinta Kamu I Love You
Hanya Engkau Only You
Tambahan :
Kucing Itu Namanya A Cat
Hitam Itu Namanya A Black
Mati Itu Namanya Is Dead
Kucing Hitam Mati Black Ge Deg.......
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Terkenang
Su..ngguh A..ku.. Tak Tahu
Setia...kah Adik Padaku....
Adikku... Puja..an Ha...tiKu
Terkenang.... Dikau... Selalu...
Berhari....-hari Hidup Me....rana
Kakak I....ngin Jumpa Denganmu.... Sayang
Dan I...ngin Bernyanyi Ber....sama....
Lagu Yang.... Gembi...ra Riang.....
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Hymne Pramuka
Ka..mi.. Pramuka Indone...sia....
Ma..nu..sia Panca...si..la...
Sa..tya..... Ku Kudharma..kan.....
Dharma... Ku... Kubakti...kan....
Agar Ja...ya Indone..sia
Indone..sia.......
Tanah Airku....
Ka..mi.. Ja..di Pandu..mu...
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
DiTengah-tengah Hutan
Di Bawah Langit Biru
Tenda Terpancang Di Tiup Sang Bayu-Sang Bayu
Api Menjilat-jilat Terangi Alam Raya
Membawa Kelana Rimba Dalam Impian-Impian
Dengarlah Dengar Sayup-Sayup
Irama Merdu Nan Memecah Malam
Jauhlah Dari Kampung Menurut Kata Hati
Guna Bakti Pada Ibu Pertiwi
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Pramuka
Bukan Tentara dan Bukan Polisi
Cokelat Tua Cokelat Muda Seragamnya
Tongkat dan Tali Jadi Senjatanya
Dasa Dharma dan Tri Satya Pedomannya
Orang Bilang Itu Adalah Pramuka
Singkatan Dari Praja Muda Karana
Orang Bilang Itu Adalah Pramuka
Singkatan Dari Praja Muda Karana
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Tanjung Perak
Tanjung Perak
Tepi Laut
Tepi Laut
Tanjung Perak
Tanjung Perak Tepi Laut
Tepi Laut Tanjung Perak
Tanjung Perak Tepi Laut
Mojoagung Paling Etan
Paling Etan Mojoagung
Mojoagung Paling Etan
Paling Etan Mojoagung
Mojoagung Paling Etan..
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Tak Kenal Rintangan
Pramuka Tak Kenal Rintangan
Meski Jalan Penuh Halangan
Kan Hilang Di Tempuh Hati Yang Riang
Pramuka Tak Kenal Rintangan
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Only You
Disinilah Disini Kita Bertemu Lagi
Disinilah Disini Kita Bertemu Lagi
Salam, Salam, Salam, Salam, Salam
Hay..............
Ingat - Ingat itu Remember
Jangan Lupa Itu Don`t Forget
Aku Cinta Kamu I Love You
Hanya Engkau Only You
Tambahan :
Kucing Itu Namanya A Cat
Hitam Itu Namanya A Black
Mati Itu Namanya Is Dead
Kucing Hitam Mati Black Ge Deg.......
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Terkenang
Su..ngguh A..ku.. Tak Tahu
Setia...kah Adik Padaku....
Adikku... Puja..an Ha...tiKu
Terkenang.... Dikau... Selalu...
Berhari....-hari Hidup Me....rana
Kakak I....ngin Jumpa Denganmu.... Sayang
Dan I...ngin Bernyanyi Ber....sama....
Lagu Yang.... Gembi...ra Riang.....
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Hymne Pramuka
Ka..mi.. Pramuka Indone...sia....
Ma..nu..sia Panca...si..la...
Sa..tya..... Ku Kudharma..kan.....
Dharma... Ku... Kubakti...kan....
Agar Ja...ya Indone..sia
Indone..sia.......
Tanah Airku....
Ka..mi.. Ja..di Pandu..mu...
Created By : Pramuka SMP Negeri 3 Mojoagung 0 comments
Data Laguku
Pramuka
MASUK PRAMUKA
Aku masuk Pramuka karna cinta
Mulai dari Siaga karna cinta
Sampai jadi Pembina tetap cinta
Membela Nusa Bangsa karna cinta
Mari Kawan
Mari kawan
Tepuk tangan tanda setuju
La la la la la la la
Selingkaran diringi lagu lagu merdu
La la la la la la la
Jangan suka
Topang dagu pura pura dungu
La la la la la la la
Itu sifat paling jahat, janganlah ditiru
Back
LONG MARC
LONG MARC
ADALAH JALAN JAUH
YANG HARUS KITA TEMPUH
DENGAN SEMANGAT KSATRIA
NAIK GUNUNG TURUN GUNUNG
TIADA MENGENAL LELAH
KAKI BENGKAK SEPATU DI PUNDAK
KRONGKONGAN HAUS DAHAGA,
SIAP TUNGGU PERINTAH …
INGIN PULANG
Satu Dua Tiga…
Jangan sampai pusing
Ingin rasanya aku segera pulang
Latihan belum usai…
Bangun pagi lompat kodok
Sarapan jalan jongkok
Dan setiap hari dibentak bentak
Wahai pelatihku betapa kejamnya dikau
Wahai seniorku betapa jeli matamu
Tidakkah kau tahu apa isi hatiku
Aku cinta padamu….
DISIPLIN
AKU BANGGA
JADI SEORANG PRAMUKA
APALAGI MENJADI PEMBINA
KU BERKARYA DAN MENEMPA SLALU
TUK MENJADI PRAMUKA SEJATI
DISIPLIN DISIPLIN
ADALAH NAFASKU
KESETIAAN KEBANGGAANKU
KEHORMATAN SEGALA GALANYA
AKAN KU JUNJUNG SLALU
API UNGGUN
API KITA SUDAH MENYALA
API KITA SUDAH MENYALA
API API API API API API
API KITA SUDAH MENYALA
Created: Andhy Putra di 2/03/2009 | 0 komentar Link ke posting ini
Label: Lagu - lagu
Lagu-lagu Pramuka
API UNGGUN
Kala senja Mulailah Tiba
Damai di hati datang
Saat berapi unggun tiba
Saat bersukaria
Kita duduk berlingkar-lingkaran
Tak ada mula akhirnya
Lingkaran Persaudaraan
Kita kuat eratkan
Hoo haiii yooo
Hoo haii iyooo
Api unggunku berkobar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Pramuka itu riang dan tegar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Api unggunku berkobar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Pramuka itu riang dan sabar
Reff : Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api Api Api Api Api
Api kita sudah menyala
NAMANYA PRAMUKA
Bukan tentara dan bukan polisi
Coklat muda coklat tua seragamnya
Tongkat dan tali itulah senjatanya
Tri Satya dan Dasa Darma pedomannya
Orang bilang itu namanya Pramuka
Singkatan dari Praja Muda Karana
Orang bilang itu namanya Pramuka
Singkatan dari Praja Muda Karana
POTONG LALANG
SATU ORANG PERGI
PERGI POTONG LALANG
SATU ORANG SAMA KAMBING
PERGI POTONG LALANG
DUA ORANG PERGI
PERGI POTONG LALANG
DUA SATU ORANG SAMA KAMBING
PERGI POTONG LALANG
TIGA ORANG PERGI
PERGI POTONG LALANG
TIGA DUA SATU SAMA KAMBING
PERGI POTONG LALANG
Created: Andhy Putra di 2/03/2009 | 0 komentar Link ke posting ini
Label: Lagu - lagu
Lagu-lagu Pramuka
Pramuka Garuda
dulu aku bercita-cita
ingin menjadi pramuka garuda
berlatih dengan semangat membaja
tunaikan tugas yang mulia
kini aku sedang ditempah
didalam latian pramuka
lupa sanak lupa saudara
lupakan lupa semuanya
walau badan sakit-sakit
sampai masuk rumah sakit
hatiku tetap gembira
siang malam ku ditempah
walau diriku merana
hati tetap gembira
gembira-gembira hahahaha
Tit-tit Bunyi Peluit
tit..tit..tit... bunyi peluit masuk pramuka
kupun berlari terbirit
cobalah llihat kambing dan itik
kupun berlari terkentut kentut
COBRA DENOLA KALA
magalotong ana arodo
ana cobra denola kala
kodenalai warang parangna
agaro di cinai
cinai
Selamat Datang Kaka
selamat datang kakak
selamat datang kakak
selamat datang kami ucapkan
selamat datang kakak
selamat datang kakak
selamat datang kami ucapkan
MASUK PRAMUKA
Aku masuk Pramuka karna cinta
Mulai dari Siaga karna cinta
Sampai jadi Pembina tetap cinta
Membela Nusa Bangsa karna cinta
Mari Kawan
Mari kawan
Tepuk tangan tanda setuju
La la la la la la la
Selingkaran diringi lagu lagu merdu
La la la la la la la
Jangan suka
Topang dagu pura pura dungu
La la la la la la la
Itu sifat paling jahat, janganlah ditiru
Back
LONG MARC
LONG MARC
ADALAH JALAN JAUH
YANG HARUS KITA TEMPUH
DENGAN SEMANGAT KSATRIA
NAIK GUNUNG TURUN GUNUNG
TIADA MENGENAL LELAH
KAKI BENGKAK SEPATU DI PUNDAK
KRONGKONGAN HAUS DAHAGA,
SIAP TUNGGU PERINTAH …
INGIN PULANG
Satu Dua Tiga…
Jangan sampai pusing
Ingin rasanya aku segera pulang
Latihan belum usai…
Bangun pagi lompat kodok
Sarapan jalan jongkok
Dan setiap hari dibentak bentak
Wahai pelatihku betapa kejamnya dikau
Wahai seniorku betapa jeli matamu
Tidakkah kau tahu apa isi hatiku
Aku cinta padamu….
DISIPLIN
AKU BANGGA
JADI SEORANG PRAMUKA
APALAGI MENJADI PEMBINA
KU BERKARYA DAN MENEMPA SLALU
TUK MENJADI PRAMUKA SEJATI
DISIPLIN DISIPLIN
ADALAH NAFASKU
KESETIAAN KEBANGGAANKU
KEHORMATAN SEGALA GALANYA
AKAN KU JUNJUNG SLALU
API UNGGUN
API KITA SUDAH MENYALA
API KITA SUDAH MENYALA
API API API API API API
API KITA SUDAH MENYALA
Created: Andhy Putra di 2/03/2009 | 0 komentar Link ke posting ini
Label: Lagu - lagu
Lagu-lagu Pramuka
API UNGGUN
Kala senja Mulailah Tiba
Damai di hati datang
Saat berapi unggun tiba
Saat bersukaria
Kita duduk berlingkar-lingkaran
Tak ada mula akhirnya
Lingkaran Persaudaraan
Kita kuat eratkan
Hoo haiii yooo
Hoo haii iyooo
Api unggunku berkobar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Pramuka itu riang dan tegar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Api unggunku berkobar
Hoo haiii yooo
Hoo haiii yooo
Pramuka itu riang dan sabar
Reff : Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api Api Api Api Api
Api kita sudah menyala
NAMANYA PRAMUKA
Bukan tentara dan bukan polisi
Coklat muda coklat tua seragamnya
Tongkat dan tali itulah senjatanya
Tri Satya dan Dasa Darma pedomannya
Orang bilang itu namanya Pramuka
Singkatan dari Praja Muda Karana
Orang bilang itu namanya Pramuka
Singkatan dari Praja Muda Karana
POTONG LALANG
SATU ORANG PERGI
PERGI POTONG LALANG
SATU ORANG SAMA KAMBING
PERGI POTONG LALANG
DUA ORANG PERGI
PERGI POTONG LALANG
DUA SATU ORANG SAMA KAMBING
PERGI POTONG LALANG
TIGA ORANG PERGI
PERGI POTONG LALANG
TIGA DUA SATU SAMA KAMBING
PERGI POTONG LALANG
Created: Andhy Putra di 2/03/2009 | 0 komentar Link ke posting ini
Label: Lagu - lagu
Lagu-lagu Pramuka
Pramuka Garuda
dulu aku bercita-cita
ingin menjadi pramuka garuda
berlatih dengan semangat membaja
tunaikan tugas yang mulia
kini aku sedang ditempah
didalam latian pramuka
lupa sanak lupa saudara
lupakan lupa semuanya
walau badan sakit-sakit
sampai masuk rumah sakit
hatiku tetap gembira
siang malam ku ditempah
walau diriku merana
hati tetap gembira
gembira-gembira hahahaha
Tit-tit Bunyi Peluit
tit..tit..tit... bunyi peluit masuk pramuka
kupun berlari terbirit
cobalah llihat kambing dan itik
kupun berlari terkentut kentut
COBRA DENOLA KALA
magalotong ana arodo
ana cobra denola kala
kodenalai warang parangna
agaro di cinai
cinai
Selamat Datang Kaka
selamat datang kakak
selamat datang kakak
selamat datang kami ucapkan
selamat datang kakak
selamat datang kakak
selamat datang kami ucapkan
Lagu Pramuka
Anak Desa
Kami anak-anak yang ada di desa ini
Berjanji untuk meneruskan cita-cita bangsa
Membangun negeri tempat ku dibesarkan
Oleh ayah bundaku tercinta
Aku akan blajar menuntut ilmu yang tinggi
Sbagai bekal kelak jika aku sudah dewasa
Dengan segenap jiwa dan ragaku ini
Pada desaku aku berjanji
Sawah ladang membentang rapi
Gunung berjajar memagari
Sungai nan jernih membasuhi bumi
Ku syukuri nikmat alam ini
Kami anak-anak yang ada di desa ini
Berjanji untuk meneruskan cita-cita bangsa
Membangun negeri tempat ku dibesarkan
Pada desaku aku berbakti
Gembira brkumpul
Ayo kawan ayo kawan berkumpul
Berkumpul bersenang-senang semuanya
Jangan segan jangan segan bersama
Bersama bernyanyi bergembira
Tepuk tangan [tepuk tangan] 2X
Tepuk tangan bergembira
Skali lagi [skali lagi] 2X
Tepuk tangan kita semua bergembira
Kelana Rimba
Di tengah-tengah hutan di bawah langit biru
Tenda terpancang ditiup sang bayu
Api menjilat-jilat terangi rimba raya
Membawa kelana dalam impian
Dengarlah-dengarlah sayup-sayup
Suara nan merdu memecah malam
Jauhlah dari kampung turuti kata hati
Guna bakti pada bunda pertiwi
Belajar pada alam
Alam yang luas bebas karya tiada batas
Slalu sedia dia bagi kita semua
Alam yang indah megah slalu sedia
Memberi ajarannya pandangan luas
Mari kita sekolah di sana
agar dapat nuansa pandangan
Di sana kita kan belajar berpandangan luas
Anak Desa
Kami anak-anak yang ada di desa ini
Berjanji untuk meneruskan cita-cita bangsa
Membangun negeri tempat ku dibesarkan
Oleh ayah bundaku tercinta
Aku akan blajar menuntut ilmu yang tinggi
Sbagai bekal kelak jika aku sudah dewasa
Dengan segenap jiwa dan ragaku ini
Pada desaku aku berjanji
Sawah ladang membentang rapi
Gunung berjajar memagari
Sungai nan jernih membasuhi bumi
Ku syukuri nikmat alam ini
Kami anak-anak yang ada di desa ini
Berjanji untuk meneruskan cita-cita bangsa
Membangun negeri tempat ku dibesarkan
Pada desaku aku berbakti
Gembira brkumpul
Ayo kawan ayo kawan berkumpul
Berkumpul bersenang-senang semuanya
Jangan segan jangan segan bersama
Bersama bernyanyi bergembira
Tepuk tangan [tepuk tangan] 2X
Tepuk tangan bergembira
Skali lagi [skali lagi] 2X
Tepuk tangan kita semua bergembira
Kelana Rimba
Di tengah-tengah hutan di bawah langit biru
Tenda terpancang ditiup sang bayu
Api menjilat-jilat terangi rimba raya
Membawa kelana dalam impian
Dengarlah-dengarlah sayup-sayup
Suara nan merdu memecah malam
Jauhlah dari kampung turuti kata hati
Guna bakti pada bunda pertiwi
Belajar pada alam
Alam yang luas bebas karya tiada batas
Slalu sedia dia bagi kita semua
Alam yang indah megah slalu sedia
Memberi ajarannya pandangan luas
Mari kita sekolah di sana
agar dapat nuansa pandangan
Di sana kita kan belajar berpandangan luas
Berpisah
Telah tiba saat berpisah
Pisah hanya dilahirnya
Di hati kita tetaplah satu
Karena janji Pramuka kita
Dalam hati kita tetap ingat
Akan dasa darmaku
Dan aku pun tetap bersyukur
Pada Tuhan yang maha luhur
Tags: Lagu Pramuka
Gembira Berkumpul
Ayo kawan ayo kawan berkumpul
Berkumpul bersenang-senang semuanya
Jangan segan jangan segan bersama
Bersama bernyanyi bergembira
Tepuk tangan [tepuk tangan] 2X
Tepuk tangan bergembira
Skali lagi [skali lagi] 2X
Tepuk tangan kita semua bergembira
Tags: Lagu Pramuka
Lagu Himne Gerakan Pramuka diatur dalam ART Gerakan Pramuka, yaitu
Lampiran Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 Tahun 2005,
tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Pasal 116, berbunyi :
Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satyadarma Pramuka karangan Husein Mutahar
yang syair lagunya berbunyi :
Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila
Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan
Agar jaya Indonesia
Indonesia tanah airku, Kami jadi pandumu
Lagu Pramuka: Anak Desa
Kami anak-anak yang ada di desa ini
Berjanji untuk meneruskan cita-cita bangsa
Membangun negeri tempat ku dibesarkan
Oleh ayah bundaku tercinta
Aku akan blajar menuntut ilmu yang tinggi
Sbagai bekal kelak jika aku sudah dewasa
Dengan segenap jiwa dan ragaku ini
Pada desaku aku berjanji
Sawah lading membentang rapi
Gunung berjajar memagari
Sungai nan jernih membasuhi bumi
Ku syukuri nikmat alam ini
Kami anak-anak yang ada di desa ini
Berjanji untuk meneruskan cita-cita bangsa
Membangun negeri tempat ku dibesarkan
Pada desaku aku berbakti
Tags: Lagu Pramuka
Telah tiba saat berpisah
Pisah hanya dilahirnya
Di hati kita tetaplah satu
Karena janji Pramuka kita
Dalam hati kita tetap ingat
Akan dasa darmaku
Dan aku pun tetap bersyukur
Pada Tuhan yang maha luhur
Tags: Lagu Pramuka
Gembira Berkumpul
Ayo kawan ayo kawan berkumpul
Berkumpul bersenang-senang semuanya
Jangan segan jangan segan bersama
Bersama bernyanyi bergembira
Tepuk tangan [tepuk tangan] 2X
Tepuk tangan bergembira
Skali lagi [skali lagi] 2X
Tepuk tangan kita semua bergembira
Tags: Lagu Pramuka
Lagu Himne Gerakan Pramuka diatur dalam ART Gerakan Pramuka, yaitu
Lampiran Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 Tahun 2005,
tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Pasal 116, berbunyi :
Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satyadarma Pramuka karangan Husein Mutahar
yang syair lagunya berbunyi :
Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila
Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan
Agar jaya Indonesia
Indonesia tanah airku, Kami jadi pandumu
Lagu Pramuka: Anak Desa
Kami anak-anak yang ada di desa ini
Berjanji untuk meneruskan cita-cita bangsa
Membangun negeri tempat ku dibesarkan
Oleh ayah bundaku tercinta
Aku akan blajar menuntut ilmu yang tinggi
Sbagai bekal kelak jika aku sudah dewasa
Dengan segenap jiwa dan ragaku ini
Pada desaku aku berjanji
Sawah lading membentang rapi
Gunung berjajar memagari
Sungai nan jernih membasuhi bumi
Ku syukuri nikmat alam ini
Kami anak-anak yang ada di desa ini
Berjanji untuk meneruskan cita-cita bangsa
Membangun negeri tempat ku dibesarkan
Pada desaku aku berbakti
Tags: Lagu Pramuka
Lagu Pramuka
Menu Utama
* Halaman Utama
* Daftar Pramuka
* Daftar Jota-Joti
* Berita
* Artikel
* Informasi
* Edaran
* Dokumen
* Forum
* Masukan Saran
* Album
* Tanya Jawab
* Email
* Newsletter
E - Database
* E - Register Anggota
* E - Register Jota-Joti
* E - Register Gudep
* E - Register Kwartir
Arsip
* Berita
* Artikel
* Dokumen
* Edaran
kalender
March 2009
M T W Th Fr St Sn
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Kegiatan Selanjutnya
*
Belum ada kegiatan
Pramuka Link
* WOSM
* Blog Pramuka UGM
* Web Jambore Remaja 2008
* Web Media Pramukanet
* Web Pramuka Smada Ngawi
* Kwarcab Cilegon
* Blog Festival Gunung Puntang
* Blog Pram SMPN3 Jombang
* Blog Siaga SDN Nolobangsan
* Web Gudep Pramadewa JKT
* Web PRIOS
* Web Gudep UMY
* Blog Gudep PGDA Depok Asri
* Web Gudep SMKN 3 Yogya
* Blog Pramuka Edublogs
* Web Racana Diponegoro
* Web Pramuka ITB
* Web Pramuka UIN Syarif JKT
* Web Rainas2008 DKI Jakarta
* Web Artikel ES Ito
* Kwarcab Bengkalis
* Kwarcab Pamekasan
* Web Racana STAIN Surakarta
* Kwarcab Semarang
* Web Artikel Pramuka Putri LT
* Web Pramuka ITS
* Web Saka Bahari Jogja
Kontak Administrator
danang
diddoy
Album
Polling
Apa Saran terpenting anda tentang PINTAR?
A:Pelatihan ICT
B:Jaringan Pintar
C:Lapangan kerja
D:dirikan Pusdiklat
Lihat Grafik
Album
video
UK World Jamboree
01/08/2007
UK World Scout Jamboree
Diddoy
Asean Scout Jambore
KOMTI - Komunitas Muda Telematika Indonesia
Online
produk - produk dan organisasi pramuka
Menu Utama
* Halaman Utama
* Daftar Pramuka
* Daftar Jota-Joti
* Berita
* Artikel
* Informasi
* Edaran
* Dokumen
* Forum
* Masukan Saran
* Album
* Tanya Jawab
* Newsletter
E - Database
* E - Register Anggota
* E - Register Jota-Joti
* E - Register Gudep
* E - Register Kwartir
Arsip
* Berita
* Artikel
* Dokumen
* Edaran
kalender
March 2009
M T W Th Fr St Sn
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Kegiatan Selanjutnya
*
Belum ada kegiatan
Pramuka Link
* WOSM
* Blog Pramuka UGM
* Web Jambore Remaja 2008
* Web Media Pramukanet
* Web Pramuka Smada Ngawi
* Kwarcab Cilegon
* Blog Festival Gunung Puntang
* Blog Pram SMPN3 Jombang
* Blog Siaga SDN Nolobangsan
* Web Gudep Pramadewa JKT
* Web PRIOS
* Web Gudep UMY
* Blog Gudep PGDA Depok Asri
* Web Gudep SMKN 3 Yogya
* Blog Pramuka Edublogs
* Web Racana Diponegoro
* Web Pramuka ITB
* Web Pramuka UIN Syarif JKT
* Web Rainas2008 DKI Jakarta
* Web Artikel ES Ito
* Kwarcab Bengkalis
* Kwarcab Pamekasan
* Web Racana STAIN Surakarta
* Kwarcab Semarang
* Web Artikel Pramuka Putri LT
* Web Pramuka ITS
* Web Saka Bahari Jogja
Kontak Administrator
danang
diddoy
Album
Polling
Apa Saran terpenting anda tentang PINTAR?
A:Pelatihan ICT
B:Jaringan Pintar
C:Lapangan kerja
D:dirikan Pusdiklat
Lihat Grafik
Album
video
UK World Jamboree
01/08/2007
UK World Scout Jamboree
Diddoy
Asean Scout Jambore
KOMTI - Komunitas Muda Telematika Indonesia
Online
produk - produk dan organisasi pramuka
Ka Kwarnas Sampaikan Hasil Munas VIII Gerakan Pramuka Kepada Presiden selaku Ka Mabinas
Pramuka Online, Jakarta.
Usai terpilih secara aklamasi pada Munas VIII Gerakan Pramuka di Pandansari, komplek Lemdikanas TRW Cibubur, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH menyampaikan hasil MUNAS VIII Gerakan Pramuka Tahun 2008 kepada Presiden RI selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, Susilo Bambang Yudhoyono, (18/12) di Istana Negara, sebagai berikut:
1. Dasar penyelenggaraan Munas 2008 adalah Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2003, Nomor: 12/Munas/2003 tentang Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2008.
2. Motto Munas adalah �Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan� dengan tema �Revitalisasi Gerakan Pramuka Mewujudkan Kaum Muda Mandiri dan Cinta Tanah Air�.
3. Tempat Munas di Kompleks Lemdikanas Taman Rekreasi Wiladatika (TRW) Jakarta pada tanggal 15 s/d 18 Nopember 2008.
4. Peserta Munas berasal dari 33 Kwarda seluruh Indonesia dan Kwarnas dengan total jumlah sebanyak 332 orang dengan rincian 259 orang peserta, dan 73 orang peninjau.
5. Hasil-hasil Munas adalah sebagai berikut:
a. Penyempurnaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, yang sesuai dengan Revitalisasi, lebih menekankan pada peningkatan satuan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, baik untuk anggota muda maupun anggota dewasa
b. Pengesahan Rencana Strategis tahun 2009-2014, yang untuk lima tahun kedepan lebih ditekankan pada pelaksanaan fungsi pokok Gerakan Pramuka sebagai Lembaga Pendidikan Kader Bangsa.
c. Pemilihan Ketua Kwarnas, yang untuk masa bakti 2008-2013, terpilih kembali secara aklamasi Ketua Kwarnas yang lama.
d. Ditetapkannya penyelenggaraan temu giat berskala Nasional yakni:
� Perkemahan Putri tahun 2009 di Sultra (Kwarcab Bau-Bau),
� Perkemahan Budaya tahun 2009 di Jawa Timur (Kab Pacitan),
� Perkemahan Wirakarya tahun 2010 di Nanggroe Aceh Darussalam,
� Jambore Nasional 2011 di Sumatera Selatan (OKI),
� Lomba Regu Pramuka Penggalang Tingkat Nasional Tahun 2012 (LT.V-2012) di Jakarta, dan
� Raimuna Nasional tahun 2012 di Papua atau Jakarta, serta
� Munas Gerakan Pramuka IX tahun 2013 di NTT
e. Ditetapkannya prioritas temu giat berskala internasional yang akan diikuti yakni Jambore Asia Pasifik tahun 2009 di Philipina, Jambore ASEAN tahun 2010 di Malaysia, dan Jambore Dunia tahun 2011 Norwegia.
f. Lebih memantapkan organisasi dan program ASEAN Scout Association, yang kelahirannya dikembangkan dari gagasan Bapak Presiden.
g. Diterimanya Saka Wira Kartika sebagai bagian dari Satuan Karya Gerakan Pramuka.
h. Penetapkan Kwarda Tergiat masa bakti 2003-2008 yang dinilai berdasarkan peningkatan kinerja, yaitu sebagai berikut:
a. Wilayah I.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Riau sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara sebagai Kwarda Tergiat II
b. Wilayah II.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat sebagai Kwarda Tergiat II
c. Wilayah III.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Timur sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Barat sebagai Kwarda Tergiat II
d. Wilayah IV.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Tengah sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Barat sebagai Kwarda Tergiat II
e. Wilayah V.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Tenggara sebagai Kwarda Tergiat II
f. Wilayah VI.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Papua Barat sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Maluku sebagai Kwarda Tergiat II
i. Pemberian Penghargaan Lencana Tunas Kencana kepada 4 (empat) tokoh Gerakan Pramuka yaitu:
1) Kak H. Soedirman (Alm), Waka Kwarnas 1973-1978
2) Kak H. Koesno Utomo (Alm), Ka Kwarnari/Sesjen Kwarnas 1973-1978
3) Kak Ki SS. Brotokusumo (Alm), Pelatih Pembina Pramuka
4) Kak Hj. Nyi Moedjono Probopranowo, SH, Annas Gerakan Pramuka
j. Dalam Munas Gerakan Pramuka tahun 2008, telah menetapkan pemberian penghargaan tertinggi berupa Lencana Tunas kencana kepada:
1) Prof. Dr. Koesnadi Hardjasumantri, SH, ML (Alm),
2) Letjen TNI (Purn) H. Himawan Soetanto S.Sos, MM, M.Hum,
3) Letjen TNI (Purn) Rivai Harahap,
4) Mayjen TNI (Purn) Edi Mochamad Achir (Alm),
5) Laksamana Pertama (Purn) Soendoro Syamsuri (Alm),
6) Prof. Dr. Washington Pandapatan Napitupulu,
7) Brigjen Polisi (Purn) Dra Paula Bataona Renyaan (Alm)
Lencana Tunas Kencana adalah Tanda Penghargaan tertinggi Gerakan Pramuka yang pernah diberikan kepada tokoh-tokoh Gerakan Pramuka, diantaranya kepada Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Presiden RI Pertama, Soekarno dan Presiden Soeharto yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan yang amat besar artinya bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
6. Diharapkan dengan pelbagai hasil Munas 2008, Gerakan Pramuka ke depan dapat memperoleh legitimasi sebagai lembaga pendidikan non formal kaum muda yang terakreditasi di Indonesia, sehingga Gerakan Pramuka dapat berfungsi sebagai lembaga pendidikan moral yang melahirkan calon pemimpin patriot pembangunan dan perekat bangsa dengan semangat bela negara
Indeks Berita »
Pramuka Online, Jakarta.
Usai terpilih secara aklamasi pada Munas VIII Gerakan Pramuka di Pandansari, komplek Lemdikanas TRW Cibubur, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH menyampaikan hasil MUNAS VIII Gerakan Pramuka Tahun 2008 kepada Presiden RI selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, Susilo Bambang Yudhoyono, (18/12) di Istana Negara, sebagai berikut:
1. Dasar penyelenggaraan Munas 2008 adalah Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2003, Nomor: 12/Munas/2003 tentang Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2008.
2. Motto Munas adalah �Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan� dengan tema �Revitalisasi Gerakan Pramuka Mewujudkan Kaum Muda Mandiri dan Cinta Tanah Air�.
3. Tempat Munas di Kompleks Lemdikanas Taman Rekreasi Wiladatika (TRW) Jakarta pada tanggal 15 s/d 18 Nopember 2008.
4. Peserta Munas berasal dari 33 Kwarda seluruh Indonesia dan Kwarnas dengan total jumlah sebanyak 332 orang dengan rincian 259 orang peserta, dan 73 orang peninjau.
5. Hasil-hasil Munas adalah sebagai berikut:
a. Penyempurnaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, yang sesuai dengan Revitalisasi, lebih menekankan pada peningkatan satuan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, baik untuk anggota muda maupun anggota dewasa
b. Pengesahan Rencana Strategis tahun 2009-2014, yang untuk lima tahun kedepan lebih ditekankan pada pelaksanaan fungsi pokok Gerakan Pramuka sebagai Lembaga Pendidikan Kader Bangsa.
c. Pemilihan Ketua Kwarnas, yang untuk masa bakti 2008-2013, terpilih kembali secara aklamasi Ketua Kwarnas yang lama.
d. Ditetapkannya penyelenggaraan temu giat berskala Nasional yakni:
� Perkemahan Putri tahun 2009 di Sultra (Kwarcab Bau-Bau),
� Perkemahan Budaya tahun 2009 di Jawa Timur (Kab Pacitan),
� Perkemahan Wirakarya tahun 2010 di Nanggroe Aceh Darussalam,
� Jambore Nasional 2011 di Sumatera Selatan (OKI),
� Lomba Regu Pramuka Penggalang Tingkat Nasional Tahun 2012 (LT.V-2012) di Jakarta, dan
� Raimuna Nasional tahun 2012 di Papua atau Jakarta, serta
� Munas Gerakan Pramuka IX tahun 2013 di NTT
e. Ditetapkannya prioritas temu giat berskala internasional yang akan diikuti yakni Jambore Asia Pasifik tahun 2009 di Philipina, Jambore ASEAN tahun 2010 di Malaysia, dan Jambore Dunia tahun 2011 Norwegia.
f. Lebih memantapkan organisasi dan program ASEAN Scout Association, yang kelahirannya dikembangkan dari gagasan Bapak Presiden.
g. Diterimanya Saka Wira Kartika sebagai bagian dari Satuan Karya Gerakan Pramuka.
h. Penetapkan Kwarda Tergiat masa bakti 2003-2008 yang dinilai berdasarkan peningkatan kinerja, yaitu sebagai berikut:
a. Wilayah I.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Riau sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara sebagai Kwarda Tergiat II
b. Wilayah II.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat sebagai Kwarda Tergiat II
c. Wilayah III.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Timur sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Barat sebagai Kwarda Tergiat II
d. Wilayah IV.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Tengah sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Barat sebagai Kwarda Tergiat II
e. Wilayah V.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Tenggara sebagai Kwarda Tergiat II
f. Wilayah VI.
1) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Papua Barat sebagai Kwarda Tergiat I
2) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Maluku sebagai Kwarda Tergiat II
i. Pemberian Penghargaan Lencana Tunas Kencana kepada 4 (empat) tokoh Gerakan Pramuka yaitu:
1) Kak H. Soedirman (Alm), Waka Kwarnas 1973-1978
2) Kak H. Koesno Utomo (Alm), Ka Kwarnari/Sesjen Kwarnas 1973-1978
3) Kak Ki SS. Brotokusumo (Alm), Pelatih Pembina Pramuka
4) Kak Hj. Nyi Moedjono Probopranowo, SH, Annas Gerakan Pramuka
j. Dalam Munas Gerakan Pramuka tahun 2008, telah menetapkan pemberian penghargaan tertinggi berupa Lencana Tunas kencana kepada:
1) Prof. Dr. Koesnadi Hardjasumantri, SH, ML (Alm),
2) Letjen TNI (Purn) H. Himawan Soetanto S.Sos, MM, M.Hum,
3) Letjen TNI (Purn) Rivai Harahap,
4) Mayjen TNI (Purn) Edi Mochamad Achir (Alm),
5) Laksamana Pertama (Purn) Soendoro Syamsuri (Alm),
6) Prof. Dr. Washington Pandapatan Napitupulu,
7) Brigjen Polisi (Purn) Dra Paula Bataona Renyaan (Alm)
Lencana Tunas Kencana adalah Tanda Penghargaan tertinggi Gerakan Pramuka yang pernah diberikan kepada tokoh-tokoh Gerakan Pramuka, diantaranya kepada Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Presiden RI Pertama, Soekarno dan Presiden Soeharto yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan yang amat besar artinya bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
6. Diharapkan dengan pelbagai hasil Munas 2008, Gerakan Pramuka ke depan dapat memperoleh legitimasi sebagai lembaga pendidikan non formal kaum muda yang terakreditasi di Indonesia, sehingga Gerakan Pramuka dapat berfungsi sebagai lembaga pendidikan moral yang melahirkan calon pemimpin patriot pembangunan dan perekat bangsa dengan semangat bela negara
Indeks Berita »
Selasa, 24 Maret 2009
Sejarah Kepramukaan di PP Al Islam Joresan
Mula Pertamanya Gerakan Pramuka Di Pondok Pesantren “Al-Islam”
Pondok Pesantren “Al-Islam” mlarak ponorogo di joresan ( + 12 km ke selatan dari kota ponorogo) adalah suatu lembaga pendidikan islam yang didirikan oleh majelis wakil cabang Nahdlatul ulama’ mlarak pada tanggal 12 Muharram 1386 H / 02 Mei 1966.Pada awal mulanya madrasah ini belum ada pendidikan kepramukaan, meskipun pendirinya banyak yang berpengalaman dalam kepanduan dan menganggap perlu adanya Gerakan Pramuka di pondok ini.
Maka barulah ide Gerakan Pramuka ini bernama “Madrasah Tsanawiyah Islamiyah” karena memangmasih berusia 3(tiga) tahun (tingkat Tsanawaiyah). Pada tahun 1969 baru di tambah dengan Aliyah, menjadi Madrasah Tsanawiyah Aliyah “Al-Islam”. Gerakan Pramuka di Pondok ini berdirinya dipelopori oleh : Bpk. Zainal Arifin (gandu), Bpk Amal Sa’dani (serangan) dan Bpk. Slamet Zuhdi (gandu) setelah mereka mengikuti penaka tahun 1968, dengan latihan-latihan temporer dan belum intensif.Setahap demi setahap pendidikan non formal ini berjalan terus di pondok “Al-Islam” sejalan dengan lajunya perkembangan pendidikan dan pengajaran, semula tenaga pramuka di ambil dari santri kelas V (lima) dan VI (enam) yang belum berijazah pembina, namun mereka sudah banyak pengalaman dalam kepramukaan, karena sudah mengikuti latihan-latihan perkemahan-perkemahan beberapa tahun. Hal itu dapat terjadi sebab sejak tahun 1968 ini segenap santri diharuskan oleh pondok untuk menjadi pramuka dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan dan latihan-latihan secara rutin, keharusan menjadi andika dan berlatih serta mengikuti segala kegiatan “sunah Madrasah” yang selalu di jelaskan dalam pekan perkenalan pada awal tahun ajaran (kepada segenap santri) dan dalam pertemuan-pertemuan wali murid (kepada wali murid) oleh pimpinan pondok.
Diresmikanya Gerakan Pramuka Gugusdepan 651 dan Gugus 652
Sebelum Gugusdepan-gugusdepan di pondok ini diresmikan oleh Kwarcab Gerakan Pramuka Ponorogo, Kepramukaan di pondok “Al-Islam” sudah berjalan. Dan Pondok selalu berusaha meningkatkan kepramukaan melalui proses konsolidasi sebagai berikut :1. Usaha Mengikut sertakan para pendidik dalam kursus pembina dan kursus-kursus pelatih,2. Pembinaan organisasi dan administrasi dan usaha di sahkannya Gugusdepan oleh Kwarcab Gerakan Pramuka Ponorogo3. Menambah luasnya / banyaknya waktu latihan-latihan, kegiatan-kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan secara teoritis ataupun praktis dengan metode yang dapat digunakan dan menarik peserta didik.Akhirnya setelah usaha-usaha melalui konsolidasi ini berhasil mampu untuk persyaratan untuk memacu kemajuan Gerakan Pramuka di Pondok ini sedikit demi sedikit, dan persyaratan untuk di sahkannya Gugusdepan oleh yang berwenang yakni Kwarcab Ponorogo telah dipenuhi oleh Gugusdepan yang ada di Pondok “Al-Islam” maka diresmikannyalah Gugusdepan ini dengan nomor Gugusdepan 651 dan Gugusdepan 652 tahun 1971, kemudian beberapa tahun berikutnya berganti menjadi Gugusdepan 13 dan 14 dan berganti lagi menjadi Gugusdepan M / 65 dan M / 66 untuk tingkat Tsanawiyah dan Gugusdepan M / 67 dan M / 68 untuk tingkat Aliyah
Latar belakang berdirinya Gugusdepan di Pondok “Al-Islam” Mlarak Ponorogo di Joresan
Seiring dengan bertambahnya jumlah santri yang masuk belajar di pondok ini, bertambah pulalah hajat pembina Pramuka Pramuka kepada Organisasi yang lengkap dan memenuhi syarat untuk berkembang, memenuhi syarat pencapaian kwalitas seluruh andika, untuk itu Pondok “Al-Islam” sangat membutuhkan berdirinya Gugusdepan untuk kepentingan mengorganisasi.Apakah sebenarnya yang menarik para pendiri Pondok ini kepada adanya pendidikan Kepramukaan ?, dan apa pula yang mendorong untuk selalu berusaha berjalannya pendidikan kepramukaan yang berkwalitas untuk pondok yang relatif muda usianya pada waktu usaha mendirikan Gugusdepan yaitu 5 (lima) tahun ?.Kurang lengkaplah kiranya bila pendorong atau latar belakang adanya suatu yang penting itu tidak diketahui oleh pengelola, para pembina, para wali murid, masyarakat yang ingin mengerti, bahkan oleh para pramuka sendiri yang disiapkan sebagai bibit unggul untuk dijadikan pramuka-pramuka yang tangguh, baik, kwantitatif dan kwatitatif maka inilah beberapa hal yang pokok dari latar belakan berdirinya si pondok “Al-Islam” :Semakin membengkaknya jumlah santri di pondok ini tahun ajaran demi tahun ajaran (tahun 1971 jmlah santri = 316 santri, tahun 1988 = 1364 santri)Banyaknya permintaan dari para pendidik, para pembinadan dorongan fisitif dari pimpinan Pondok.Di hajatkanya intensifikasi fungsi pembina Pramuka dan anak didik Pramuka sehingga di harapkan lancar dan setabillah pendidikan kepramukaan di Pondok “Al-Islam”.Kemanfaatan pendidikan Kepramukaan yang berjalan dan mendorong adanya Panca Jiwa Madrasah yaitu :KeikhlasanKesederhanaanMenolong diri sendiriUkuah islamiyahBebasAdanya kemauan yang tinggi dari fihak pendiri Pondok, pendidik dan Pembina untuk memanfaatkan ilmu, pengalaman dan ketrampilan di bidang kepramukaan agar tercapai daya guna dan tepat guna dari para pembina pelatih dan anak didik Pramuka. Karena “Sebaik-baik Orang Adalah Yang Paling Berguna Bagi Orang Banyak” (hikmah).
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
Dalam rangka inovasi Gerakan Pramuka di “Al-Islam” maka Madrasah mensertakan para pengasuh dan santri kelas V (lima) tiap tahun di Pondok Modern Gontor sejak tahun 1973 sampai dengan tahun 1984 Alhamdullilah hasilnya selalu baik. Mereka lulus berijazah dan sekaligus berhak untuk menjadi pembina pramuka.Mulai tahun 1973 itulah gerakan pramuka di pondok Al-Islam meningkat lebih pesat dari sebelumnya, karena operasinya semakin luas dan isinyapun semakin berbobot, dimana ada kesempatan untuk menambah pengalaman para pembina pramuka, pondok yang saat itu berusia 7 (tujuh) tahun selalu mengikuti perkembangan pendidikan kepramukaan di luar pondok, baik di kwarcab Ponorogo, kwarda jatim dan mendatangi undangan perkemahan, undangan muker jamnas, upacara hari jadi pramuka dan lain-lain.Setelah pondok Al-Islam merasa mampu untuk melengkapi persyaratan-persyaratan mengadakan kursus Cadika (kursus pembina pramuka mahirtingkat dasar) maka mengajukan permohonan dan proposal agar kwarcab ponorogo bersedia untuk mengadakn kursus cadika di pondok Al-Islam, dan Al-Islam sebagai panitia pelaksana, mak permohonan di kabulkan dan pada tanggal 22 – 29 Juli 1985 terlaksana kursus cadika tersebut. Kemudian dari pada itu berturut-turut tiap tahun diadakan kursus cadika (kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar) di pondok Al-Islam sendiri.
Gerakan Pramuka Koordinator Gugusdepan Khusus Islam Di Promosikan
Setelah pondok Al-Islam tiap tahun di izankan oleh kwarcab gerakan pramuka Ponorogo untuk menyelenggarakan kursus cadika sendiri, sejak tahun 1985 maka banyaklah tenaga pembina pramuka yang melaksanakan tugas membina andika secara resmi. Maka berijazah M III, M I (medel lama), KMD dan KML mereka menjadi rujukan dalam urusan kursus, latihan, penyelenggaraan perkemahan tiap tahun dan menjelang hari jadi pramuka dan HUT kemerdekaan dan lain-lain. Mereka tulang punggung gerakan pramuka di Al-Islam dan ikut men-sukseskan kepramukaan dsalam usaha membentuk manusia indonesia yang bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berkepribadian dan berwatak luhur, kuat dan sehat jasmani dan rohani sehingga menjadi warga negara yang berjiwa pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat bangsa dan negara.Kemajuan yang setapak demi setapak dicapai oleh gerakan pramuka Gugusdepan M / 65 dan M / 66, M / 67 dan M / 68 pondok Al-Islam yang di tinjau oleh pembenahan di bidang organisasi / administrasi dan persyaratan-persyaratan untuk didirikan Koordinator Gugusdepan Islam itu, nampaknya jadi bukti untuk di terimanya permohonan menjadi Koordinator Gugusdepan Kusus Islam oleh kwartir cabang Ponorogo. Dan tepatnya pada hari senin, 22 Muharram 1406 Hijriyah / 07 Oktober 1985 di resmikan oleh kwarcab Ponorogo (dalam hal ini berkenen meresmikan : Ka’ Drs. H. Khalil Imam Nawawi) dengan nama : PO V / 1, PO V / 3, PO V / 5, PO V / 7, PO V / 9, PO V / 2, PO V / 4, PO V / 6 (PO V / 1 S / D PO V / 9 PA dan PO V / 2 S / D PO V / 6, PI)
Perkembangan Kepramukaan Selanjutnya
Alhamdullilah berkat usaha bersama antara pengurus majelis pembimbing Koordinator, pengurus Andalan Koordinartor, Dewan Kerja T / D. majelis pembimbing Gugusdepan dan pengurus Gugusdepan dan para pembina dan dengan konsultasi dengan kwarran Mlarak, maka terus lajulah pendidikan kepramukaan di pondok Al-IslamHal-hal dibawah ini sedikit banyaknya dapat mencerminkan betapa gerakan pramuka di pondok Al-Islam dapat menggapai perkembangaannyaSetelah diresmikannya Koordinator Gugusdepan Kusus Islam, maka latihan kepramukaan (rutin tiap Minggu) diadakan hari kamis sore (jam 14.30 – 16.30 WIB) + 1 tahun kemudian diubah menjadi Ahad sore jam 14.30 – 16.30. sebelum itu latihan yang harus diikuti oleh semua santri dilaksanakan siang (jam 13.00 – 14.00)taip hari senin.Pada tanggal 21 – 28 Juni 1986 Koordinator di pondok Al-Islam mengirim 1 (satu) mengikuti Jamnas di CibuburPada tanggal 17 – 21 Desember 1986 mengirim lagi 2 (dua) regu Pa dan PI. Penggalang putri ke kodya Mojokerto dalam acara PERGAMA II LP Ma’arif di JatimPenyelenggaraan kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar (cadika) di pondok Al-Islam.Empat kali kursus cadika :Kursus cadika 1 pada tanggal 22 – 29 Juli 1985Kursus cadika 2 pada tanggal 22 – 30 Juli 1986Kursus cadika 3 pada tanggal 08 – 16 Juni 1987Kursus cadika 4 pada tanggal 31 Agustus – 08 September 1988Pada tanggal 01 September 1987 Gugusdepan PO V / 2 PI mendapat predikat Gugusdepan tergiat se-kabupaten PonorogoPada tanggal 18 September 1988 di tetapkan mengirim pembina pramuka untuk melatih SD sekecamatan Mlarak yang di izinkan oleh kwaran dan Ka. Kantor Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan kecamatan Mlarak dengan membuat persiapan tertulis guna membina / latihan tersebut pada hari Jum’at sore.Pada tanggal 24 – 31 Desember 1988 pondok Al-Islam Mengikut sertakan 5 (lima) orang yang berhak mengikuti kursus pelatihan dasar (KPD). Untuk mengikuti KPD yang di selenggarakan oleh Korwil Madiun di Ponorogo (ngebel) mereka adalah : Ka’ Amal Sa’dani, Ka Abdul Rozik, Ka’ Marjito, Ka’ Samuri, Ka’ M. Tono.Pada tanggal 26 – 30 Desember 1988 sekitar jam 09.00 – 10.00 Koordinator Al-Islam menerima kehormatan yaitu menerima Widya Wisata KPD se-Korwil Madiun.Jumlah pembina tahun 1988 adalah 28 orang dan jumlah anggota pramuka 1363 orang. Dan masih banyak pengalaman yang tidak di tulis disini yang di kategorikan perkembangan kepramukaan di pondok Al-Islam Joresan ini.
Mula Pertamanya Gerakan Pramuka Di Pondok Pesantren “Al-Islam”
Pondok Pesantren “Al-Islam” mlarak ponorogo di joresan ( + 12 km ke selatan dari kota ponorogo) adalah suatu lembaga pendidikan islam yang didirikan oleh majelis wakil cabang Nahdlatul ulama’ mlarak pada tanggal 12 Muharram 1386 H / 02 Mei 1966.Pada awal mulanya madrasah ini belum ada pendidikan kepramukaan, meskipun pendirinya banyak yang berpengalaman dalam kepanduan dan menganggap perlu adanya Gerakan Pramuka di pondok ini.
Maka barulah ide Gerakan Pramuka ini bernama “Madrasah Tsanawiyah Islamiyah” karena memangmasih berusia 3(tiga) tahun (tingkat Tsanawaiyah). Pada tahun 1969 baru di tambah dengan Aliyah, menjadi Madrasah Tsanawiyah Aliyah “Al-Islam”. Gerakan Pramuka di Pondok ini berdirinya dipelopori oleh : Bpk. Zainal Arifin (gandu), Bpk Amal Sa’dani (serangan) dan Bpk. Slamet Zuhdi (gandu) setelah mereka mengikuti penaka tahun 1968, dengan latihan-latihan temporer dan belum intensif.Setahap demi setahap pendidikan non formal ini berjalan terus di pondok “Al-Islam” sejalan dengan lajunya perkembangan pendidikan dan pengajaran, semula tenaga pramuka di ambil dari santri kelas V (lima) dan VI (enam) yang belum berijazah pembina, namun mereka sudah banyak pengalaman dalam kepramukaan, karena sudah mengikuti latihan-latihan perkemahan-perkemahan beberapa tahun. Hal itu dapat terjadi sebab sejak tahun 1968 ini segenap santri diharuskan oleh pondok untuk menjadi pramuka dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan dan latihan-latihan secara rutin, keharusan menjadi andika dan berlatih serta mengikuti segala kegiatan “sunah Madrasah” yang selalu di jelaskan dalam pekan perkenalan pada awal tahun ajaran (kepada segenap santri) dan dalam pertemuan-pertemuan wali murid (kepada wali murid) oleh pimpinan pondok.
Diresmikanya Gerakan Pramuka Gugusdepan 651 dan Gugus 652
Sebelum Gugusdepan-gugusdepan di pondok ini diresmikan oleh Kwarcab Gerakan Pramuka Ponorogo, Kepramukaan di pondok “Al-Islam” sudah berjalan. Dan Pondok selalu berusaha meningkatkan kepramukaan melalui proses konsolidasi sebagai berikut :1. Usaha Mengikut sertakan para pendidik dalam kursus pembina dan kursus-kursus pelatih,2. Pembinaan organisasi dan administrasi dan usaha di sahkannya Gugusdepan oleh Kwarcab Gerakan Pramuka Ponorogo3. Menambah luasnya / banyaknya waktu latihan-latihan, kegiatan-kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan secara teoritis ataupun praktis dengan metode yang dapat digunakan dan menarik peserta didik.Akhirnya setelah usaha-usaha melalui konsolidasi ini berhasil mampu untuk persyaratan untuk memacu kemajuan Gerakan Pramuka di Pondok ini sedikit demi sedikit, dan persyaratan untuk di sahkannya Gugusdepan oleh yang berwenang yakni Kwarcab Ponorogo telah dipenuhi oleh Gugusdepan yang ada di Pondok “Al-Islam” maka diresmikannyalah Gugusdepan ini dengan nomor Gugusdepan 651 dan Gugusdepan 652 tahun 1971, kemudian beberapa tahun berikutnya berganti menjadi Gugusdepan 13 dan 14 dan berganti lagi menjadi Gugusdepan M / 65 dan M / 66 untuk tingkat Tsanawiyah dan Gugusdepan M / 67 dan M / 68 untuk tingkat Aliyah
Latar belakang berdirinya Gugusdepan di Pondok “Al-Islam” Mlarak Ponorogo di Joresan
Seiring dengan bertambahnya jumlah santri yang masuk belajar di pondok ini, bertambah pulalah hajat pembina Pramuka Pramuka kepada Organisasi yang lengkap dan memenuhi syarat untuk berkembang, memenuhi syarat pencapaian kwalitas seluruh andika, untuk itu Pondok “Al-Islam” sangat membutuhkan berdirinya Gugusdepan untuk kepentingan mengorganisasi.Apakah sebenarnya yang menarik para pendiri Pondok ini kepada adanya pendidikan Kepramukaan ?, dan apa pula yang mendorong untuk selalu berusaha berjalannya pendidikan kepramukaan yang berkwalitas untuk pondok yang relatif muda usianya pada waktu usaha mendirikan Gugusdepan yaitu 5 (lima) tahun ?.Kurang lengkaplah kiranya bila pendorong atau latar belakang adanya suatu yang penting itu tidak diketahui oleh pengelola, para pembina, para wali murid, masyarakat yang ingin mengerti, bahkan oleh para pramuka sendiri yang disiapkan sebagai bibit unggul untuk dijadikan pramuka-pramuka yang tangguh, baik, kwantitatif dan kwatitatif maka inilah beberapa hal yang pokok dari latar belakan berdirinya si pondok “Al-Islam” :Semakin membengkaknya jumlah santri di pondok ini tahun ajaran demi tahun ajaran (tahun 1971 jmlah santri = 316 santri, tahun 1988 = 1364 santri)Banyaknya permintaan dari para pendidik, para pembinadan dorongan fisitif dari pimpinan Pondok.Di hajatkanya intensifikasi fungsi pembina Pramuka dan anak didik Pramuka sehingga di harapkan lancar dan setabillah pendidikan kepramukaan di Pondok “Al-Islam”.Kemanfaatan pendidikan Kepramukaan yang berjalan dan mendorong adanya Panca Jiwa Madrasah yaitu :KeikhlasanKesederhanaanMenolong diri sendiriUkuah islamiyahBebasAdanya kemauan yang tinggi dari fihak pendiri Pondok, pendidik dan Pembina untuk memanfaatkan ilmu, pengalaman dan ketrampilan di bidang kepramukaan agar tercapai daya guna dan tepat guna dari para pembina pelatih dan anak didik Pramuka. Karena “Sebaik-baik Orang Adalah Yang Paling Berguna Bagi Orang Banyak” (hikmah).
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
Dalam rangka inovasi Gerakan Pramuka di “Al-Islam” maka Madrasah mensertakan para pengasuh dan santri kelas V (lima) tiap tahun di Pondok Modern Gontor sejak tahun 1973 sampai dengan tahun 1984 Alhamdullilah hasilnya selalu baik. Mereka lulus berijazah dan sekaligus berhak untuk menjadi pembina pramuka.Mulai tahun 1973 itulah gerakan pramuka di pondok Al-Islam meningkat lebih pesat dari sebelumnya, karena operasinya semakin luas dan isinyapun semakin berbobot, dimana ada kesempatan untuk menambah pengalaman para pembina pramuka, pondok yang saat itu berusia 7 (tujuh) tahun selalu mengikuti perkembangan pendidikan kepramukaan di luar pondok, baik di kwarcab Ponorogo, kwarda jatim dan mendatangi undangan perkemahan, undangan muker jamnas, upacara hari jadi pramuka dan lain-lain.Setelah pondok Al-Islam merasa mampu untuk melengkapi persyaratan-persyaratan mengadakan kursus Cadika (kursus pembina pramuka mahirtingkat dasar) maka mengajukan permohonan dan proposal agar kwarcab ponorogo bersedia untuk mengadakn kursus cadika di pondok Al-Islam, dan Al-Islam sebagai panitia pelaksana, mak permohonan di kabulkan dan pada tanggal 22 – 29 Juli 1985 terlaksana kursus cadika tersebut. Kemudian dari pada itu berturut-turut tiap tahun diadakan kursus cadika (kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar) di pondok Al-Islam sendiri.
Gerakan Pramuka Koordinator Gugusdepan Khusus Islam Di Promosikan
Setelah pondok Al-Islam tiap tahun di izankan oleh kwarcab gerakan pramuka Ponorogo untuk menyelenggarakan kursus cadika sendiri, sejak tahun 1985 maka banyaklah tenaga pembina pramuka yang melaksanakan tugas membina andika secara resmi. Maka berijazah M III, M I (medel lama), KMD dan KML mereka menjadi rujukan dalam urusan kursus, latihan, penyelenggaraan perkemahan tiap tahun dan menjelang hari jadi pramuka dan HUT kemerdekaan dan lain-lain. Mereka tulang punggung gerakan pramuka di Al-Islam dan ikut men-sukseskan kepramukaan dsalam usaha membentuk manusia indonesia yang bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berkepribadian dan berwatak luhur, kuat dan sehat jasmani dan rohani sehingga menjadi warga negara yang berjiwa pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat bangsa dan negara.Kemajuan yang setapak demi setapak dicapai oleh gerakan pramuka Gugusdepan M / 65 dan M / 66, M / 67 dan M / 68 pondok Al-Islam yang di tinjau oleh pembenahan di bidang organisasi / administrasi dan persyaratan-persyaratan untuk didirikan Koordinator Gugusdepan Islam itu, nampaknya jadi bukti untuk di terimanya permohonan menjadi Koordinator Gugusdepan Kusus Islam oleh kwartir cabang Ponorogo. Dan tepatnya pada hari senin, 22 Muharram 1406 Hijriyah / 07 Oktober 1985 di resmikan oleh kwarcab Ponorogo (dalam hal ini berkenen meresmikan : Ka’ Drs. H. Khalil Imam Nawawi) dengan nama : PO V / 1, PO V / 3, PO V / 5, PO V / 7, PO V / 9, PO V / 2, PO V / 4, PO V / 6 (PO V / 1 S / D PO V / 9 PA dan PO V / 2 S / D PO V / 6, PI)
Perkembangan Kepramukaan Selanjutnya
Alhamdullilah berkat usaha bersama antara pengurus majelis pembimbing Koordinator, pengurus Andalan Koordinartor, Dewan Kerja T / D. majelis pembimbing Gugusdepan dan pengurus Gugusdepan dan para pembina dan dengan konsultasi dengan kwarran Mlarak, maka terus lajulah pendidikan kepramukaan di pondok Al-IslamHal-hal dibawah ini sedikit banyaknya dapat mencerminkan betapa gerakan pramuka di pondok Al-Islam dapat menggapai perkembangaannyaSetelah diresmikannya Koordinator Gugusdepan Kusus Islam, maka latihan kepramukaan (rutin tiap Minggu) diadakan hari kamis sore (jam 14.30 – 16.30 WIB) + 1 tahun kemudian diubah menjadi Ahad sore jam 14.30 – 16.30. sebelum itu latihan yang harus diikuti oleh semua santri dilaksanakan siang (jam 13.00 – 14.00)taip hari senin.Pada tanggal 21 – 28 Juni 1986 Koordinator di pondok Al-Islam mengirim 1 (satu) mengikuti Jamnas di CibuburPada tanggal 17 – 21 Desember 1986 mengirim lagi 2 (dua) regu Pa dan PI. Penggalang putri ke kodya Mojokerto dalam acara PERGAMA II LP Ma’arif di JatimPenyelenggaraan kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar (cadika) di pondok Al-Islam.Empat kali kursus cadika :Kursus cadika 1 pada tanggal 22 – 29 Juli 1985Kursus cadika 2 pada tanggal 22 – 30 Juli 1986Kursus cadika 3 pada tanggal 08 – 16 Juni 1987Kursus cadika 4 pada tanggal 31 Agustus – 08 September 1988Pada tanggal 01 September 1987 Gugusdepan PO V / 2 PI mendapat predikat Gugusdepan tergiat se-kabupaten PonorogoPada tanggal 18 September 1988 di tetapkan mengirim pembina pramuka untuk melatih SD sekecamatan Mlarak yang di izinkan oleh kwaran dan Ka. Kantor Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan kecamatan Mlarak dengan membuat persiapan tertulis guna membina / latihan tersebut pada hari Jum’at sore.Pada tanggal 24 – 31 Desember 1988 pondok Al-Islam Mengikut sertakan 5 (lima) orang yang berhak mengikuti kursus pelatihan dasar (KPD). Untuk mengikuti KPD yang di selenggarakan oleh Korwil Madiun di Ponorogo (ngebel) mereka adalah : Ka’ Amal Sa’dani, Ka Abdul Rozik, Ka’ Marjito, Ka’ Samuri, Ka’ M. Tono.Pada tanggal 26 – 30 Desember 1988 sekitar jam 09.00 – 10.00 Koordinator Al-Islam menerima kehormatan yaitu menerima Widya Wisata KPD se-Korwil Madiun.Jumlah pembina tahun 1988 adalah 28 orang dan jumlah anggota pramuka 1363 orang. Dan masih banyak pengalaman yang tidak di tulis disini yang di kategorikan perkembangan kepramukaan di pondok Al-Islam Joresan ini.
Langganan:
Postingan (Atom)